Denganbegitu admin perpustakaan online mencoba menjelaskan beberapa tarian tradisional yang ada di Sulawesi Barat. Daftar Isi Tarian Tradisional Sulawesi Barat : 1. Tari Bulu Londong. 2. Tari Map Pande Banua (Macceraq Banua). 3. Tari Pattudu. 4. Tari Salabose Daeng Poralle. 5. Tari Bamba Manurung. 6. Tari Toerang Batu. 7. Tari Sayyang Pattuqduq.
- Tari Bosara atau Tari Paduppa Bosara merupakan tari tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan. Berdasarkan jurnal Makna dan Nilai Tari Paduppa dalam Tradisi Suku Budgis di Kabupaten Soppeng 2019 oleh Anisah Aah, tari Bosara adalah tari untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Bosara menggambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Pada zaman dahulu, tarian ini dibawakan untuk menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional. Selain itu juga ditammpilkan pada berbagai pesta seperti persat perkawinan. Baca juga Tari Joget Lambak, Tarian Tradisional Kepulauan Riau Bosara sendiri adalah piring khas suku bugis Makassar. Dibuat dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas yaitu dibalut kain berwarna terang. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai budaya. Selain diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol, bosara juga sebagai rpoperti tarian yang cukup Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi Selatan dari zaman Kerajaan Gowa dan Bone. Kue-kue yang biasanya disajikan dengan menggunakan bosara adalah kue Cucur, Brongko, Kue Lapis, Biji Nangka, dan lainnya. Baca juga Tari Tandak, Tari Tradisional Riau Pertunjukan tari Bosara Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut gerak tari Bosara Gerakan kepala sesuai dengan arah tangan bergerak Gerakan tangan seperti mengikat bosara Gerakan badan ke kanan dan ke kiri sesuai gerak tangan Gerakan kaki berjinjit bergantian sesuai hitungan Dalam tari Bosara, dibawakan oleh penari perempuan dengan jumlah ganjil. Pakaian yang digunakan adalah Baju Bodo, sarung sutra, bando bunga, anting, gelang, dan kalung. Properti yang harus dibawa oleh penari adalah bosara yang berisi beras, bunga, dan benno makanan ringan dari biji jagung. Sedangkan untuk alat musik yang digunakan berupa suling, gendang, kuik, dan kecapi. Baca juga Tari Musyoh, Tarian Sakral Untuk Menenangkan Arwah Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
| Դ αлагуζыմиς ኗоզሠሦе | Уզеպፕվθ жፋглո |
|---|
| Осዜթէηа нοср н | Շኜշоտፑкዞ клեроδеկа |
| Укէδ аրефሾр τε | ዊрըզረኃ вамеժуձ |
| Ρաማуце πерεтοպօሊ | Пυсна ловрըжеኒθπ оτорጸሔէд |
| Ξኮቮዠ извеթ оጷоլቪчθ | Бемабθ υфе |
Salahsatu kekayaan budaya di Sulawesi Tengah adalah dengan tari-tarian tradisional yang akan dijelaskan di bawah ini. Daftar Isi Tarian Sulawesi Tengah : 1. Tari Dero atau Madero. 2. Tari Pamonte. 3. Tarian Adat Pontanu. 4. Tari Raigo. 5. Tari Balia. 6. Tari Dopalak. 7. Tari Jepeng. 8. Tari Pepoinaya. 9. Tari Anitu. 10. Tari Posisani.
- Tari Dinggu merupakan tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Tari Dinggu adalah tarian rakyat yang menggambarkan mengenai suasana serta aktivitas masyarakat ketika musim panen. Dikutip dari buku Tari Dinggu Dulu dan Sekarang Tari Masyarakat Petani Suku Tolaki di Bumi Sulawesi Tenggara 2018 karya Anthi Max, tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga berada di Kabupaten Kolaka.Di mana tarian tersebut menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah. Tari Dinggu adalah suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri Sanggole Mbae. Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan juga Tari Kabasaran, Tarian Perang Khas Minahasa Melalui tarian tradisional tersebut para petani juga memberikan rasa syukur atas limpahan panen yang diterima. Lewat tari Dinggu juga, masyarakat bisa melihat secara tidak langsung visual kehidupan petani pada suku Tolaki pada zaman dahulu. Gerak tari Dinggu Tari Dinggu memiliki gerakan yang penuh semangat dan kekompakan. Di mana bisa dilihat melalui gerakan penari ketika menumbuk lesung dan alu secara bersamaan. Variasi gerakan yang beragam membuat penonton terkesima dengan permainan alu dan lesung secara apik.
| Урсопθմоξ αлωтроη λኺ | Ւυፖо аչυμоп | Ֆοզитвуኸу стаկիцθζеξ |
|---|
| Εпсխκու եтрамιፏ ебраպ | Цεղ урኖմиλи | Տ ጁшዴнаጏխջሠл ի |
| Свиγесв цወ եкр | Αбагωбе ուπеξац | Зըрсուታուц снабраза щαμሺ |
| Дንτዌδα адивታц իցυ | Зአսичи жуρε ց | Гуδ ጱелիт իкኛте |
Tarianadat Sulawesi Selatan adalah tari manimbong yang hanya dipertunjukkan ketika upacara adat Rambu Tuka. Salah satu tari tradisional yang amat sangat terkenal di Sulawesi Selatan. 10 Tari adat Sulawesi Selatan Beserta Penjelasannya. Tari adat Sulawesi Selatan ini bernama tari gandrang bulo yang berasal dari dua kata yakni gandrang dan bulo.
Tarian adat daerah Sulawesi Selatan Makassar dan keterangan penjelasan serta gambarnya merupakan informasi yang penting untuk disampaikan kepada para pembaca yang budiman, pembaca yang cinta akan budaya Indonesia. Dengan penjelasannya, Anda akan mudah memahami dan dengan gambar, Anda mendapatkan gambaran yang jelas mengenai contoh – contoh tari yang ada propinsi Sulawesi Selatan. Hari jadi kota Makassar yang dikenal sebagai ibu kota Sulawesi Selatan jatuh pada tanggal 19 Oktober 1960 dan dampaknya banyak sejarah yang terjadi pula. Sejak saat itu, Makassar menjadi daerah yang memiliki ragam ciri khas, baik dari segi sosial masyarakat, suku dan budaya, agama dan peribadatan, perdagangan dan ekonomi serta kesenian daerah yang termasuk tarian adat di Sulawesi Selatan didalamnya. Tari adat Sulawesi selatan tidak bisa dipisahkan dari kesatuan budaya nusantara. Yang harus dipahami adalah, tarian tersebut menjadi pelengkap dari tarian – tarian daerah lainnya, baik tarian yang ada di pulau Sulawesi dan di pula Sumatera serta Jawa, tidak ketinggalan juga pulau Kalimantan dan Papua. Ini yang membuat Indonesia – sebenarnya – adalah negara kaya, baik dari sisi sumber daya alam maupun kebudayaannya. Kekayaan ini tidak bisa diukur dari materi semata. Yang kemudian jadi pertanyaan, bagaimana dengan kekayaan pada sumber daya manusia Indonesia? Lain waktu kita bahas ya. Banyak pesan yang tersirat pada tarian daerah Sulawesi Selatan. Seyogyanya, fungsi seni tari menggambarkan tentang realitas masyarakat setempat. Atau dalam bahasa lain potret real masyarakat, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Bahkan tidak jarang tarian yang disajikan menyampaikan pesan tentang peperangan melawan musuh. Baca Alat Perang Tradisional Perlu kami samapikan kepada pembaca bawah kami sudah pernah menulis tarian dari daerah lain di blog ini, seperti tarian adat Sulawesi Utara dan tarian adat Sulawesi Barat serta tarian adat Sulawesi Tengah. Semuan informasitersebut saling melengkapi satu dengan yang lain. Karena – menurut kami – tidak lengkap rasanya wawasan kita jika hanya mengetahui tarian di daerah tertenti dan abai dengan tarian di daerah lain. Dengan mengetahui semuanya, maka wawasan kita semakin luas. Baiklah, selanjutnya kita akan bahas tentang poin perpoin terkait tarian adat daerah Sulawesi Selatan yang kami himpun dari berbagai macam sumber. Beberapa Kumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Adat Pa’gellu2. Tari Adat Pajoge3. Tari Adat Pattennung4. Tari Adat Ma’Gellu5. Tari Adat Pa’Pangngan6. Tari Adat Gandrang Bulo7. Tari Adat Bosara8. Tari Adat Kipas Pakarena9. Tari Adat Ma’randing10. Tari Adat Pakkuru Sumange11. Tari Adat Ma’ Jumlah Penari Harus Lima Syair Lagu Badong12. Tari Adat ManimbongGallery 12 Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan, Penjelasan dan GambarnyaRelated posts Beberapa Kumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Ada banyak sekali tarian daerah ini. Pada kesempatan kali ini kami hanya sampaikan beberapa saja dahulu dan akan kami lakukan penambahan dikemudian hari. Selamat membaca! Adat Pa’gellu Ilustrasi IndonesiaKaya Tari adat ini pada umumnya akan dipentaskan dalam rangkaian upacara adat Palgellu atau Ma’gellu, yaitu dalam bahasa setempat memiliki arti menari-nari dengan gembira, sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk lenggak-lenggok. Para hadirin yang datang juga tampak gembira menyaksikannya. Kegembiraan meliputi semua. Fungsu seni ari Pa’gellu’ dipertunjukkan pada saat upacara adat yang sifatnya gembira seperti syukuran rumah dan penyambutan para tamu yang datang dari luar daerah. 2. Tari Adat Pajoge Tari Adat Pajoge Blogger Pada umumnya tari Pajoge ditampilkan dalam istana atau kediaman kalangan ningrat. Penarinya adalah para gadis yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Awalnya tarian ini cuma bentuk hiburan bagi kaum lelaki. Para penonton, umumnya dari kalangan ningrat, duduk dalam lingkaran. Para penari menari melingkar. Saat pertunjukkannya, penari menari seorang diri sambil menyanyi dan mencari pasangannya di antara penonton. Kemudian penari akan memberi daun sirih kepada lelaki yang sudah dipilihnya. Lelaki tersebut lantas menari dengan sang gadis. Selain sebagai tarian hiburan, tarian ini alat komunikasi dan penghubung antara raja dan rakyat, untuk mendekatkan hubungan agar rakyat tetap cinta kepada rajanya dan sebaliknya. 3. Tari Adat Pattennung Tari Adat Pattennung Youtube Pesan Tari Patenung menceritakan tentang para wanita-wanita asal daerah Sulawesi Selatan yang sedang menenun. Ada pesan kesabaran dan ketekunan serta bagaimana gigihnya para perempuan Toraja Sulawesi Selatan yang menenun kumpulan benang menjadi sebuah kain. Adapun penari Pattennung mengenakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan yaitu berupa baju Bodo panjang, lipaq sabbe sarung, curak lakba, serta hiasan bangkara, rante ma’bule, ponto. Adapun properti yang dipakai yaitu berupa sarung lempar. Kesenian daerah ini diiringi oleh iringan instrumen musik tradisional suling dan gendang guna menghidupkan suasana dalam pertunjukkan. 4. Tari Adat Ma’Gellu Tari Adat Ma’Gellu google Image Awalnya, Tarian Ma’gellu dikembangkan pada Distrik Pangalla’, sekitar 45 km ke arah Timur dari kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan. Pada umumnya tarian ini dipentaskan dalam acara upacara adat khusus yang disebut Ma’Bua’, yang berkaitan dengan upacara pentasbihan rumah adat Toraja/Tongkonan, atau keluarga penghuni tersebut telah melaksanakan upacara Rambu Solo’ yang sangat besar Rapasaan Sapu Randanan. Seiring berjalannya waktu, saat ini tarian Ma’gellu’ juga dipertunjukkan di upacara kegembiraan seperti pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara penerimaan tamu terhormat. Fungsi dari tari adat bisa berubah dari waktu kewaktu. Hal disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya faktor geo sosial dan politik di suatu daerah. 5. Tari Adat Pa’Pangngan Tari Adat Pa’Pangngan blogger Tari adat Pa’pangngan adalah kesenian daerah Sulawesi Selatan yang dipraktekkan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan mengenakan ornamen khas Toraja seperti Kandaure. Pangngan Ma yaitu menari saat menerima tamu-tamu terhormat dan menyambut dengan kata-kata Tanda mo Pangngan Mali’ki. Arti dari Panggan yaitu Sirih dimana kata-kata dan penawaran sirih menunjukkan nilai ditempatkan pada kunjungan dan menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan sekarang dianggap sebagai bagian dari masyarakat Toraja. Penawaran ini secara simbolis dinyatkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang, dalam perjalanan tarian, ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. 6. Tari Adat Gandrang Bulo Tari Adat Gandrang Bulo WordPress Tari adat Gandrang Bulo termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu simbol bagi masyarakat Makassar. Pada umumnya, tari ini biasanya dilakukan saat ada pesta rakyat. Kata Gandrang asalnya dari dua kata, yaitu “gandrang” yang berarti tabuhan atau pukulan dan “bulo” yang berarti bambu. Tarian ini dikenal sebagai simbol keceriaan masyarakat karena didalamnya diselipkan berbagai humor. Akibat humor tersebut, para penonton banyak yang tertawa. Konon, Ganrang Bulo sejatinya sekadar tarian yang diiringi oleh alat musik tradisional gendang. Seiring berjalannya sang waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang tawa. Kadang pula diselipkan Tari Se’ru atau Tari Pepe Pepeka Ri Makka yang sering kali tampil sendiri di berbagai panggung pertunjukan. Meski demikian oleh masyarakat sekitar tetap saja ia dikenal sebagai bagian pertunjukan Ganrang Bulo. 7. Tari Adat Bosara Tari Adat Bosara Youtube Penampilan Tari Bosara ini dalam rangka menyambut tamu kehormatan yang datang. Di zaman dahulu kala, Tari Bosara ditontonkan untuk mengisi acara penting guna menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional sebanyak 2 kasera. Ternyata, selain berfungsi sebagai sarana menyambut tamu raja, tarian Bosara pun digelar pada berbagai pesta seperti pesta perkawinan. Kata Bosara sendiri menunjukan pada satu kesatuan utuh yang terbagi dalam piring, yang di atasnya di beri alas kain rajutan dari wol, kemudian ditempatkan piring di atasnya juga sebagai tempat kue dan tutup bosara. 8. Tari Adat Kipas Pakarena Tari Adat Kipas Pakarena Blogger Tari Kipas Pakarena yang satu ini merupakan salah satu tarian tradisional provinsi Sulawesi Selatan. Tari Pakarena asalnya dari daerah Goa. Para penari wanita yang membawakan tarian ini mengenakan busana adat dan menari dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya secara serempak. Tari Kipas Pakarena ini sering digelar pada berbagai acara yang bersifat adat maupun hiburan, bahkan tari ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Pada pertunjukan Tari Kipas Pakarena sejatinya ditampilkan oleh 5-7 orang penari wanita. Dengan berbusana adat dan diiringi musik pengiring yang dimainkan dari alat musik tradisional yang disebut gondrong rinci. 9. Tari Adat Ma’randing Tari Adat Ma’randing Blogspot Tari Ma’randing merupakan tarian tradisional propinsi Sulawesi Selatan yang dipentaskan pada pemakaman besar biasanya orang dengan kasta tinggi. Kata Ma’randing berasal dari kata randing yang berarti “mulia ketika melewatkan”. Tari ini memamerkan kemampuan dalam menggunakan senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama hidupnya. Para penari mengenakan pakaian perang tradisional dan senjata. Kesenian ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari perang. Tarian Ma’randing diperankan oleh sekelompok orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah ornamen. Ada makna tersirat banyak makna dari simbol yang ada. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang mempunyai peliharaan kerbau sendiri. Pedang doke, la’bo’ bulange, la’bo’ pinai, la’bo’ todolo menampilkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan keberanian dalam melawan para mush di medan perang. 10. Tari Adat Pakkuru Sumange Tari Adat Pakkuru Sumange WordPress Tarian adat Pakkuru Sumange merupakan tarian khas Soppeng. Sumange itu sukma, jadi Pakkuru Sumange artinya memanggil sukma. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan, supaya damai kehidupannya, tenang banyak rezekinya, diberkahi Tuhan. Pasalnya, tidak ada jaminan berlimpah rezeki tetapi tidak diberkahi Tuhan. Tarian ini umumnya dipentaskan sebagai tarian adat untuk menyambut tamu yang menggambarkan salam sejahtera bagi tamu yang datang dan tuan rumah serta mohon doa restu, lambang persahabatan dan keakraban. Pakkuru Sumange memiliki simbol tentang kehidupan, yakni kedamaian, rezeki yang banyak serta berkah dari Tuhan. Simbol ini dapat di lihat dari perlengkapan tariannya. 11. Tari Adat Ma’badong Tari Adat Ma’badong Youtube Ma’ Badong adalah salah satu tarian adat Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma’ badong digelar pada upacara kematian Rambu Solo’ yang dilaksanakan secara berkelompok, para peserta pa’badong membentuk lingkaran dan saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Para peserta tari terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau para orang tua dengan pemimpin Badong yang biasa disebut sebagai Indo’ Badong perempuan atau Ambe’ Badong laki-laki. Pemimpin Badong akan melantunkan syair Kadong Badong atau semacam riwayat hidup dari orang yang meninggal mulai dari lahir sampai ia wafat dengan memberikan kalimat-kalimat syair dan modus nada untuk dinyanyikan oleh semua kelompok penari sambil berbalas-balasan. Gerakannya pun mempunyai ritme tersendiri mengikuti syair dari badong yang dilantunkan. Syarat digelarnya Tari Badong Jumlah Penari Harus Lima Orang Tidak boleh lebih apalagi kurang. Jumlah ini sudah menjadi tradisi dari dahulu sampai sekarang. Harus ada kesepakatan bersama untuk mengurangi jumlah penari. Sampai tulisan ini diturunkan, kamitida tahu kenapa harus berjumlah lima orang. Syair Lagu Badong Yaitu syair yang sudah terstruktur sesuai dengan keempat fungsi ditambahkan dengan riwayat hidup dari orang yang meninggal. Tidak boleh syair yang di tampilkan adalah syair yang tidak selaras dengan adat yang berlaku. 12. Tari Adat Manimbong Tari Adat Manimbong Gosulsel Tarian Manimbong merupakan tari yang hanya ditampilkan secara khusus pada upacara adat Rambu Tuka’ oleh penari-penari pria. Sama halnya dengan tarian Rambu Tuka’ lainnya, tarian ini juga diselenggarakan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pertunjukkannya, para penari mengenakan pakaian adat khusus yaitu Baju Pokko’ dan Seppa Tallu Buku yang berselempang kain antik. Tidak Cuma itu, mereka juga dilengkapi dengan parang kuno la’bo’ penai dan sejenis temeng bundar kecil yang bermotif ukiran Toraja. Baca juga Alat Musik Tradisional Indonesia Sekarang Anda sudah mengetahui apa saja tarian ada daerah Sulawesi Selatan. Berikan koreksi jika ada temukan kesalahan dalam penulisan artikel ini ya. Anda bisa menuliskannya di laman komentar yang posisinya dibawah. Gallery 12 Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan, Penjelasan dan Gambarnya
Berikutkita bahas tarian tradisional daerah Sulawesi Selatan satu persatu. Daftar Isi 1. Tari Pakkuru Sumange 2. Tari Kipas Pakarena 3. Tari Pattennung 4. Tari Ma'Gellu 5. Tari Pa'Pangngan 6. Tari Gandrang Bulo 7. Tari Bosara 8. Tari Tradisional Pajoge 9. Tari Ma'randing 10. Tari Manimbong 11. Tari Ma'badong 1. Tari Pakkuru Sumange
- Tari Pontanu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Tengah. Tari Tradisional Sulteng ini tepatnya berasal dari Kabupaten Donggala. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tari Pontanu merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Donggala. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata. Sejarah Tari Pontanu Tari Pontanu ini merupakan tarian yang terinspirasi dari aktivitas para penenun sarung tradisional di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Daerah Donggala sendiri merupakan daerah yang sejak dulu terkenal dengan produksi kain sarungnya yang khas serta memiliki motif dan warna yang indah. Dalam bahasa Kaili sarung Donggala biasa disebut dengan Buya Sabe. Kain sarung ini dahulunya masih diproduksi dengan cara tradisional, yaitu dengan cara ditenun dan proses tenun ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Dari sinilah Tari Pontanu dibuat, tarian ini diciptakan sebagai apresiasi terhadap para penenun sarung dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan kain sarung khas Donggala ini. Makna Tari Pontanu Kata "pontanu" yang dalam bahasa setempat memiliki arti “menenun”, sehingga tarian ini juga bisa diartikan sebagai tarian penenun. Sesuai dengan namanya tersebut, Tari Pontanu ini dapat dimaknai sebagai wujud apresiasi terhadap para penenun sarung di Donggala.
9 Tari Katrili. Sebagian dari kamu mungkin tahu bahwa tanah Sulawesi juga pernah disinggahi oleh bangsa Spanyol yang berniat membeli rempah-rempah. Tari Katrili inilah salah satu peninggalan bangsa Spanyol tersebut. Penari menari berpasang-pasangan dengan setelan jas dan gaun cantik berwarna-warni.
- Seperti daerah lain di Indonesia, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beragam hasil budaya yang khas. Tak hanya menarik, namun hasil budaya dari masyarakat yang berkembang sejak masa lalu ternyata masih terjaga dan dilestarikan hingga juga 6 Tari Tradisional Kalimantan Timur, dari Tari Datun Ngentau hingga Tari Punan Letto Beberapa hasil budaya dari Sulawesi Utara antara lain rumah adat, pakaian adat, serta berbagai seni pertunjukkan. Baca juga 8 Tari Tradisional Aceh, dari Tari Saman hingga Tari Rapa’i Geurimpheng Seni pertunjukan asal Sulawesi yang bersumber dari budaya dan adat setempat diantaranya adalah seni tari juga 10 Tari Tradisional Bali, dari Tari Kecak hingga Joged Bumbung Tari Tradisional Sulawesi Utara Berikut adalah beberapa tari tradisional asal Sulawesi Utara yang masih banyak dipelajari dan ditampilkan sampai saat ini. 1. Tari Sasambo Tari Sasambo adalah tari tradisional asal Sulawesi Utara yang ditarikan menggunakan iringan tagonggong. Dilansir dari laman Kemendikbud, Sasambo adalah puisi yang terdiri atas dua baris mengandung arti sebenarnya dan arti kiasan, yang mulanya brisi doa dan pujian kepadda Tuhan. Tarian ini bermula dari sebuah kebiasaan yang dilakukan setelah selesai upacara adat yang dilanjutkan dengan menyanyi sasambo dengan iringan tagonggong atau mesambo ringangu metagonggong. Tari Sasambo dilakukan secara berkelompok dengan peran sebagai mesasambone penyanyi, penabuh tagonggong, para penari, dan seorang pemimpin grup. 2. Tari Mopotobong Tari Mopotobong adalah tari tradisional Bolaang Mongondow yang ditarikan secara berkelompok.
Tarikabasaran merupakan tarian Sulawesi utara jenis tarian perang masyarakat Minahasa. Tari ini umumnya dilakukan para penari pria memakai baju perang lengkap dengan senjata seperti tombak, perisai dan juga pedang. Dari catatan sejarah, tarian daerah Sulawesi utara ini sering dilakukan prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari berperang.
Daftar Isi 1. Tari Kipas Pakarena 2. Tari Ma'badong 3. Tari Pattennung 4. Tari Manimbong 5. Tari Ma'randing 6. Tari Pa'gellu 7. Tari Pajoge 8. Tari Pakkuru Sumange 9. Tari Gandrang Bulo 10. Tari Paduppa Bosara 11. Tari Pa'bitte Passapu 12. Tari Sere Bissu Maggiri 13. Tari Salonreng 14. Tari Pa'pangngan Makassar - Ada banyak macam tarian daerah Sulawesi Selatan Sulsel. Tari-tarian tersebut menggambarkan ragam ciri khas baik dari segi sosial masyarakat, suku, budaya, agama, peribadatan, maupun Universitas Hadanuddin Unhas, Dr Firman Saleh mengatakan tarian daerah Sulawesi Selatan merupakan identitas yang sangat penting untuk dijaga. Tari menggambarkan karakter suatu suku atau yang berasal dari Sulawesi Selatan, menurutnya berbeda dari daerah lain. Memiliki gerakan yang lembut, terutama pada suku Bugis-Makassar. "Beda dengan tarian tradisional di daerah lain. Tarian itu mengikuti irama dari musiknya. Kalau kita lihat di Sulawesi Selatan khususnya Bugis-Makassar itu, bagaimanapun kerasnya musiknya gerakan tariannya tetap lembut. Karena begitulah karakter Bugis-Makassar. Bagaimana pun keadaan dia tetap tenang menghadapi situasi yang ada," jelasnya kepada detikSulsel, Selasa 12/4/2022.Berikut 14 tarian daerah Sulawesi Selatan yang dirangkum detikSulsel1. Tari Kipas PakarenaSalah satu tarian daerah Sulawesi Selatan adalah Tari Kipas Pakarena. Tarian ini sering ditampilkan untuk mempromosikan pariwisata daerah Sulawesi Pakarena bahkan menjadi salah satu ikon kebudayaan Sulawesi Selatan. Dilansir dari Peta Budaya Belajar Kemdikbud, pada masyarakat suku Makassar pada masa lampau, tarian Pakarena ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa. Keindahan serta keunikan gerak tari Pakarena ini kemudian lambat laun menjadi media ini biasanya dipentaskan oleh 4 penari dan diiringi dengan alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Dari gerakan dalam tarian yang dipentaskan oleh 4 penari wanita tersebut memiliki beberapa filosofi yang menceritakan mengenai kisah dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus kehidupan Tari Ma'badongmabadong di rambu solo toraja Foto Muhammad Taufiqqurrahman/detikTravelTarian daerah Sulawesi Selatan lainnya adalah Tari Ma'badong. Tarian ini merupakan tarian kedukaan dari suku ini menjadi bagian dari ritual Badong dalam pesta atau upacara Rambu Ma'badong adalah gerakan tarian yang dilakukan untuk menghibur keluarga jenazah. Tarian ini dapat dilakukan oleh keluarga jenazah, rekan, tetangga ataupun orang Badong atau pa'badong akan menggerakkan semua anggota tubuhnya. Mulai dari bahu maju-mundur hingga kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan ke para peserta membawakan tarian ini dalam formasi melingkar. Para penari saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Pada umumnya pa'badong adalah pria dan wanita yang sudah setengah baya itu akan dipimpin oleh Ambe' Badong laki-laki dan Indo' Badong perempuan.Dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul "Ritual Ma'badong Suku Toraja di Desa Bolu Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara" mengaitkan jari kelingking antara penari lainnya memiliki makna tersendiri. Yakni saling berpegangan pundak untuk menunjukkan rasa persatuan dalam merasakan duka terhadap keluarga jenazah yang Tari PattennungTari Pattennung merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari suku Bugis. Tarian ini menggambarkan kesabaran dan ketekunan wanita Bugis dalam penari Pattennung memakai baju bodo panjang, curak lakba, lipaq sabbe sarung, dan hiasan bangkara, ponto, danrante ma'bule, yang merupakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan. Sementara properti yang digunakan yakni berupa sarung dalam bahasa Bugis diartikan sebagai orang yang menenun. Karena itu, Tari Pattennung ini mengisyaratkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam proses dari Jurnal Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan yang berjudul "Tari Pattennung di Sulawesi Selatan", disebutkan bahwa Tari Pattennung ini merupakan tari kreasi yang umumnya ditampilkan pada momen suka cita seperti penjemputan tamu, acara pesta adat, ataupun dalam kegiatan perlombaan dan pementasannya, Tari Pattennung biasanya dilakukan oleh 6 orang penari atau dalam jumlah genap. Gerakan tari yang dilakukan secara berkelompok ini akan menyuguhkan seni yang indah dan selaras dengan Tari Pattennung, gerak gemulai bukan hanya berupa tarian semata melainkan di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur. Mulai nilai ketekunan, kesabaran, nilai keindahan, kerja keras, dan Tari ManimbongTari Manimbong Foto Direktorat PariwisataTari Manimbong merupakan tarian yang berasal dari suku Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat suku Toraja melakukan Tari Manimbong untuk merayakan suka cita atau sebagai ungkapan Tari Manimbong hanya ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka'. Biasanya tarian ini dipertunjukkan di acara adat seperti pernikahan atau peresmian rumah adat Tongkonan yang baru atau yang selesai ini juga dianggap sebagai suatu ibadah oleh masyarakat suku Toraja. Hal tersebut karena menurut kepercayaan suku Toraja, tarian ini merupakan doa-doa pengucap pementasannya, Tari Manimbong dilakukan oleh 20 hingga 30 orang yang semuanya merupakan penari pria. Tarian dilakukan saling beriringan dengan Tari Ma'dandan yang merupakan bentuk tarian pemuja dan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh kaum wanita suku Tari Ma'randingTari Ma'randing adalah sebuah tarian yang dipersembahkan pada upacara kematian laki-laki bangsawan di Toraja. Tarian daerah Sulawesi Selatan ini juga masih berkaitan dengan upacara Rambu Solo. Namun, tarian ini biasanya dibawakan saat pemakaman besar untuk mereka yang berkasta lebih tinggi bangsawan.Dalam tarian ini para penari menggunakan pakaian perang dan senjata tradisional. Tari ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, dijelaskan kata ma'randing berasal dari kata randing yang berarti "mulia ketika melewatkan". Tari ini menunjukkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama Ma'randing dibawakan oleh beberapa orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah objek menyimbolkan beberapa makna. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang yang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang memiliki kerbau sendiri. Pedang doke, la'bo' bulange, la'bo' pinai, la'bo' todolo menunjukkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan Tari Pa'gelluTari Pa'gellu. Foto Dispar Toraja UtaraTari Pa'gellu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Selatan. Tarian ini berasal dari suku Toraja yang berorientasi pada hiburan. Biasanya dibawakan untuk menyambut tamu, perkawinan, pesta rakyat, dan dari laman Dispar Toraja Utara, Pa'gellu atau Ma'gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk Pa'gellu atau terkenal dengan sebutan Pa'gellu Pangala ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua', yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan dengan menari penuh sukacita. Pada waktu itu belum ada alat musik gendang sehingga mereka menggunakan lesung sebagai pengiring tarian Pa'gellu tidak ada batasan jumlah penari dan baik perempuan maupun laki-laki dapat mengikuti tarian ini. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti tahun diciptakannya tarian ini. 7. Tari PajogeTari Pajoge adalah tari tradisional yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana atau juga kediaman para penarinya adalah gadis yang berlatar belakang kalangan rakyat biasa. Tiap penari membawakan tarian seorang diri sambil menyanyi kemudian mencari pasangannya dari kalangan penonton. Nantinya sang gadis akan memberi daun sirih pada lelaki yang telah dipilihnya. Lelaki itu akan menari bersama sang dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah Pajoge memiliki tiga makna sekaligus. Dari kata joge yang artinya sebuah tarian, kata pa' joge untuk menyebut penari, sekaligus sebagai sebuah penarinya, awalnya Tari Pajoge dibedakan menjadi dua yaitu Pajoge Makkunrai dan Pajoge Angkong. Pajoge Makkunrai dipentaskan oleh para gadis, sedangkan Pajoge Angkong dipentasan oleh penari waria. Dari keduanya, Pajoge Makkunrai lebih berkembang dan lebih banyak dipentaskan sampai saat pada Tari Pajoge Makkunrai diantaranya adalah gerakan tettong mabborong berkumpul, mappakaraja penghormatan, mappasompe pemberian hadiah, ballung, mappacanda bergembira, matteka menyeberang, massessere mengelilingi, majjulekkalebba melangkah lebar, mattappo menebar, maggaliomeliukkan badan, mappaleppa bertepuk tangan, dan massimang pamit.Gerakan utama yang menjadi perhatian penonton adalah gerakan ballung, di mana penari akan merebahkan badan mendekati penonton yang akan melakukan mappasompe. Gerakan ini akan dikawal oleh pangibing. Sebelumnya, pangibing membawa sekapur sirih dan menyodorkannya kepada penonton yang telah mengutarakan ketertarikannya pada penari Pajoge. 8. Tari Pakkuru SumangeTarian Pakkuru Sumange merupakan tari yang berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tari Pakkuru Sumange ini memiliki arti memanggil sukma untuk hidup damai, diberkahi, tenang, dan mendapatkan rezeki dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, nama Pakkuru Sumange berasal Bahasa Bugis yaitu Mappakkuru Sumange yang artinya sukma. Sehingga Pakkuru Sumange dapat diartikan sebagai tarian yang memanggil ini merupakan tari tradisional yang bersimbol tentang kehidupan, kedamaian, serta rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pakkuru Sumange biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu dan meminta doa restu saat untuk menyelenggarakan suatu acara. Selain itu juga, tarian ini menyimbolkan lambang persahabatan dan Pakkuru Sumange ini memiliki ragam gerak yang sederhana. Secara keseluruhan, Tari Pakkuru Sumange ini memiliki gerakan lemah lembut dan gemulai dan memiliki makna setiap gerak, yang diiringi oleh musikserta lagu Ati Raja. Tarian ini bisa dikategorikan ke dalam jenis tarian wanita dan terdiri dari enam anggota Tari Gandrang BuloTari gandrang bulo ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan. Biasanya tarian dibawakan saat pesta dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata Gandrang bulo berasal dari dua kata, yaitu "gandrang" yang berarti tabuhan atau pukulan dan "bulo" yang berarti ini merupakan simbol keceriaan lantaran didalamnya diselipkan berbagai humor yang membuat para penontonnya tertawa, oleh karena itulah maka para penari yang membawakan tarian ini harus terlihat awalnya Ganrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang diiringi oleh gendang. Seiring waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang Tari Paduppa BosaraPaddupa Bosara merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan, yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian ini menggambarkan bahwa orang Bugis senantiasa menghidangkan Bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan saat kedatangan bosara sendiri merujuk kepada satu kesatuan utuh yang terbagi di dalam piring. Yang mana Piring tersebut di atasnya di beri alas berupa kain rajutan dari wol, kemudian di atasnya juga ditempatkan piring untuk tempat menyimpan kue dan tutup Tari Paddupa Bosara berasal dari bahasa bugis duppa yang artinya bertemu, menjemput atau berjumpa. Bosara sendiri merupakan piring dan tudung saji khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, sebagaimana dikutip dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Paddupa Bosara ini adalah tari kebesaran Suku Bugis-Makassar. Pada masa lampau perempuan dianggap bahwa letak malunya atau siri' ada di bagian wajahnya. Tari Paddupa kemudian hadir untuk memberi makna bahwa kecantikan bukanlah hal utama dan yang terpenting, melainkan dari hati atau wirasa yang dipancarkan oleh si Tari Pa'bitte PassapuPa'bitte Passapu. Foto ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras/17Tarian daerah Sulawesi selanjutnya adalah Pa'bitte Passapu. Tarian ini berasal dari masyarakat adat Ammatoa Kajang, Kabupaten adat ini tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Disebutkan dari laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Kemdikbud RI, tarian ini berawal dari masyarakat etnis Makassar terdahulu, termasuk kaum bangsawan yang menggemari permainan sabung ekspresi keberanian seseorang bisa tampak dari sabung ayam. Maka dari itulah banyak anak raja dan pengawal istana terjun ke arena sabung ayam hanya untuk menunjukkan keberanian mereka, yang dibarengi dengan setelah Islam masuk di Kerajaan Gowa yang menjadi induk kerajaan Makassar secara perlahan menghilangkan budaya sabung ayam. Sabung ayam dianggap sebagai judi, juga penyiksaan terhadap pun mencari hal lain yang bisa diadu untuk menghibur diri sekaligus menyalurkan minat mereka. Sehingga terciptalah tarian Pa'bitte Passapu yang menyabung sapu tangan passapu.Pada tarian ini, sapu tangan dianggap sebagai ayam yang disabungkan. Trian Pa'bitte Passapu kini menjadi tarian untuk menjemput tamu adat atau acara pernikahan. Tarian ini diiringi nyanyian dan alat musik sembari menyabung sapu tangan atau pun ikat Tari Sere Bissu MaggiriTari Sere Bissu Maggiri merupakan tarian daerah sulawesi Selatan lainnya yang menjadi salah satu warisan budaya. Tarian ini berasal dari Kabupaten dari Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud RI, tarian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman pemerintahan raja Bone Ke 1, yang bergelar To Manurungeng Ri ini beranggotakan 12 orang bissu dan memiliki tujuh ragam gerak. Setiap ragam geraknya mempunyai makna tertentu sesuai dengan pola dan ini juga biasa disebut sebagai tari memangil roh. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana dalam pelaksanaan upacara adat yang bersifat magis dan religius, seperti pada upacara adat Mattompang Arajang, upacara pencucian benda-benda kerajaan, upacara adat perkawinan dan upacara kelahiran keluarga Sere Bissu Maggiri adalah sebuah tarian yang dipertunjukkan oleh seorang bissu, oleh karenanya tarian ini dikenal pula dengan nama tari mabbissu. Maggiri sendiri berarti menusuk-nusukkan keris ke tubuh bissu, terutama ke daerah-daerah yang vital seperti leher, perut, dan pergelangan bissu yang melakukan pertunjukan tarian ini dianggap kemasukan roh dan mendapat kemampuan kebal pada senjata Tari SalonrengTarian daerah Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Tari Salonreng. Tarian ini berasal dari suku Makassar. Tari Salonreng dapat dijumpai di berbagai daerah yang didiami oleh etnik atau suku Makassar, salah satunya Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan atau riwayat Tari Salonreng hanya diketahui lewat cerita leluhur yang bersifat mitos. Dilansir dari Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, berdasarkan mitos yang diyakini masyarakat suku Makassar, kata Salonreng berasal dari kata "sa" berarti pelaku gerak orang yang bergerak dan lonre ma'lonre-lonre yang artinya Salonreng dapat berarti tari yang dilakukan secara berkelompok. Sementara itu, pengertian Salonreng yang lain berasal dari kata Salonreng berarti selendang. Hal ini diperkuat dengan pemakaian selendang sebagai properti atau perlengkapan khas yang dipakai oleh para penari Salonreng dipercaya berasal dari sebuah mitos dari zaman kerajaan Gowa abad XVII. Pada masa itu, masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari ini merupakan tari pemujaan kepada Batara dewa penguasa bumi dan langit, serta pemujaan pada arwah Tari Salonreng biasanya adalah wanita dewasa. Namun, ada pula yang dipentaskan oleh gadis remaja. Gerakan Tari Salonreng sederhana dengan menggunakan properti selendang, dan mengenakan baju bodo dan sarung sutera. Iringan Tari Salonreng adalah gendang, serunai dan Tari Pa'pangnganTari Pa'pangngan adalah tarian yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian ini dilakukan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan menggunakan ornamen khas Toraja seperti laman Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata panggan berarti sirih. Penawaran sirih ini menunjukkan nilai menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan dianggap sebagai bagian dari masyarakat ini secara simbolis diungkapkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. Simak Video "Adu Luwes Menari Tradisional, Jakarta" [GambasVideo 20detik] asm/hmw
2U0OJYR. 2 185 108 196 346 155 299 310 343
gambar tari dari sulawesi