NabiMuhammad pun pergi dengan disertai Malik al Asyjai. Ketika hampir keluar dari Sinagoge, tiba-tiba ada seorang lelaki Yahudi dari arah belakang Rasulullah berkata: "Sepertinya engkau Muhammad." Lelaki itu pun menghadap pada kaumnya, yakni orang-orang Yahudi seraya berkata, "Lelaki macam apa kalian mengenal diriku di kalangan kalian, wahai kaum Yahudi?"
Nabi Muhammad saw. tidak membawa ajaran baru. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. adalah sebagai penyempurna dari ajaran-ajaran tauhid yang pernah didakwahkan para nabi dan rasul terdahulu. Jadi, sebetulnya ajaran nabi terdahulu dengan ajaran dengan yang dibawa Nabi Muhammad saw. saling terkait dan tersambung. Sebagai nabi dan utusan Allah yang terakhir, pemberitaan tentang Nabi Muhammad saw. sebetulnya sudah ada dalam kitab-kitab suci terdahulu. Informasi nama, karakteristik, sikap, ajaran, kebenaran, dan tanda kenabian Nabi Muhammad saw. Itu semua disebutkan di dalam kitab suci kitab Injil Yohanes XIV15-16 misalnya, di situ Nabi Isa as. berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih M Quraish Shihab, 2018, teks tersebut merupakan kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. Dalam bahasa Yunani dan Suryani, kata Penolong’ dalam ayat tersebut adalah Parakletos. Kata ini sebetulnya memiliki makna yang terpuji’. Dalam bahasa Arab, makna kata Parakletos serupa dengan kata Muhammad atau Ahmad, yaitu orang yang kehadiran Nabi Muhammad saw. oleh Nabi Isa as. juga disebutkan Allah dalam QS. As-Shaff ayat 6. Dalam ayat tersebut disebutkan Dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang rasul yang akan datang sesudahku Nabi Isa as., yang namanya Ahmad Muhammad. Pemberitaan Nabi Muhammad saw. juga ada dalam kitab Taurat. Dalam kitab Taurat Pertama Pasal ke-9 disebutkan “Sesungguhnya Hajar ketika berpisah dengan Sarah dan diajak bicara oleh malaikat. Malaikat berkata Wahai Hajar, dari mana engkau datang? dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika Hajar menerangkan keadaannya, malaikat itu berkataKembalilah karena aku akan memperbanyak keturunanmu dan tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah mendengar kerendahan dan ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling kuat. Kuasanya berada di atas kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas-batas semua saudaranya.”Dalam kitab Hidayatul Hayara, seperti dikutip dari buku Rasulullah Teladan untuk Semesta Alam Raghib as-Sirjani, 2011, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menerangkan kalau pasal dalam Taurat tersebut tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. Sebelum Nabi Muhammad saw. diutus, kuasa keturunan Nabi Ismail as. belum berada di atas kuasa keturunan Nabi Ishaq as. Namun ketika Nabi Muhammad saw. diutus Allah dengan membawa risalah-Nya, maka kuasa keturunan Nabi Ismail as. berada di atas kuasa keturunan Nabi Ishaq as. dan Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab Yeyasa bab ke-42. Bunyi teksnya “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya, rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’ berdendang dari puncak-puncak gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dan mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.”Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan kalau teks tersebut merupakan kabar gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad saw. Rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir bin Ismail menunjuk kepada negeri Arab. Sebagaimana diketahui, Qaidir bin Ismail adalah moyang Nabi Muhammad saw. Tidak hanya itu, teks itu juga menyebutkan tempat hijrah Rasulullah, Madinah. Agar penduduk Sali berdendang’. Sali’ atau Sal merupakan nama sebuah gunung di pintu Madinah yang namanya masih sampai sekarang. A Muchlishon Rochmat
ApakahTaurat, Zabur dan Injil? Umat Muslim percaya bahwa ketiga kitab suci terdahulu telah dilebur Nabi Muhammad dalam hubungannya dengan umat Yahudi dan Kristen yang hidup pada masanya. Istri pertama Nabi, Siti Khodijah diketahui beragama Kristen sebelum menjadi Muslim, sepupunya yang bernama Waraka(Warqa) diketahui juga sebagai seorang - Allah Subhanahu Wa Ta'ala mempersiapkan alam semesta ini secara keseluruhan untuk menyambut risalah penutup para nabi sekaligus pengemban tuntunan Allah yang akan menyampaikannya kepada penduduk bumi, Shallallahu 'Alaihi awal penciptaan sudah ada nama Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan kesiapan bagi risalahnya. Karenanya, sejak masa Adam pun sejatinya tatanan yang berlaku adalah yang dibawa turun oleh Adam ke bumi dan ia dapatkan langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala berupa kepasrahan diri dan penyerahan urusan kepada Allah. Itulah "tatanan langit" sejak awal penciptaan sampai nabi yang mengemban risalah-risalah samawiyah pun tidak lain hanya menyampaikan risalah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Al-Quran Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman [yang artinya], "Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, 'Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan berfirman, 'Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?Mereka menjawab, "Kami mengakui,"Allah berfirman, 'Kalau begitu saksikanlah hai para nabi dan Aku menjadi saksi pula bersama kamu. -QS. Ali Imran 81Begitulah pengabaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita dalam kitab-Nya, Al-Quran Al-Karim, bahwa ia mengambil perjanjian atas semua nabi untuk menyampaikan kabar gembira berupa kedatangan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan untuk membenarkan risalahnya. Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengambil perjanjian ini dengan menghimpun para nabi saat mereka berada di alam ruh, dapat ditegaskan bahwa setiap nabi telah mengikat janji untuk menyampaikan risalah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada para pengikutnya dan orang-orang yang mengimaninya.$ads={1}Dari sulbi anak-anak Adam Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengambil keturunan yang akan menjadi generasi penerus sampai Hari Kiamat. Allah juga mengambil kesaksian mereka atas Allah sendiri dan atas ketuhanan- Nya. Ini sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Allah Ta'ala [yang artinya], "Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"Mereka menjawab, "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi."Oleh karena itu dalam atsar yang diriwayatkan dari Maisarah Radhiyallahu 'Anha saat ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Wahai Rasulullah, kapan engkau menjadi seorang nabi?"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Saat Adam masih berada di antara ruh dan jasad, Allah mengambil perjanjian dariku." 1Begitulah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyatakan ketuhanan Al-Khaliq Al-A'zham bersama seluruh makhluk sementara Adam masih antara ruh dan jasad. Begitu pula, di antara Adam 'Alaihis Salam dengan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam terdapat sekian banyak rasul yang menyampaikan petunjuk menuju jalan kebenaran, agar tak seorang pun kelak di Hari Kiamat kelak menyampaikan sanggahan bahwa belum ada orang yang mengingatkannya pada tuntunan Allah, atau pemberi kabar gembira dan peringatan terkait apa yang dihadapi manusia di akhirat. 1 Sahih dengan lafal, "Aku menjadi nabi saat Adam berada di antara ruh dan jasad." Disampaikan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah dari Maisarah al-Fajr, dan oleh Ibnu Saad dari Abu al-Jad'a, dan Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Dari LangitAhlul Kitab mengenali Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagaimana mereka mengenali anak-anak mereka. Mereka mendapati sosok beliau tertulis dalam kitab-kitab samawi mereka terdahulu, yakni dalam Taurat dan Al-Karim pun menyebutkan hal itu di beberapa ayat, di antaranya1. Firman Allah Ta'ala [yang artinya], "Orang- orang Yahudi dan Nasrani yang telah kami beri Al-Kitab Taurat dan Injil mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."-QS. Al-Baqarah 146Imam Sya'rawi Rahimahullah Ta'ala mengatakan dalam tafsirnya terhadap ayat ini. Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman bahwa sesungguhnya orang-orang yang kepada mereka diturunkan kitab sebelum Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mereka mengenal apa? Apakah mereka mengetahui perkara pengalihan kiblat? Atau mereka mengetahui perkara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan pengutusan serta risalah beliau yang mereka buat dengan segala upaya agar diragukan adanya?Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerangkan hal ini kepada kita dalam firman-Nya Ta'ala [yang artinya], "Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon kedatangan Nabi untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu."-QS. Al-Baqarah 89Dengan demikian kaum Yahudi dan Nasrani mengetahui risalah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Bahwa beliau tercantum dalam Taurat serta Injil adalah benar, dan mereka dituntut untuk mengimani al-Ahbar duduk di suatu majelis sementara Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu juga ada di tempat itu. Umar pun bertanya kepada Ka'ab, "Apakah kalian mengetahui beliau, wahai Ka'ab?"-Yakni apakah kalian mengetahui Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam beserta risalah dan ciri-ciri beliau?Ka'ab yang juga sebagai tokoh berilmu di kalangan Yahudi mengatakan, "Aku mengetahuinya seperti aku mengetahui anakku, namun pengetahuanku tentang Muhammad lebih kuat dari pengetahuanku tentang anakku."Begitu ditanya kenapa, Ka'ab mengatakan, "Tentang anakku, masih aku khawatirkan bila istriku mengkhianatiku terkait benar tidaknya ia anakku. Sementara Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan ciri-ciri yang disebut secara rinci dalam Taurat, kami tak mungkin keliru tentangnya."Jadi, Ahlul Kitab mengenal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mengetahui masa serta risalah beliau. Di antara mereka yang masuk Islam dan beriman, mereka melakukan itu dengan lapang dada. Adapun mereka yang tidak beriman dan kafir terhadap risalah yang disampaikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, mereka mengetahui akan tetapi mereka menyembunyikan yang mereka Subhanahu Wa Ta'ala mengatakan tentang mereka [yang artinya], "Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." -QS. Al-Baqarah 146Begitu dikatakan menyembunyikan sesuatu, seakan-akan sesuatu itu memang selayaknya harus dimunculkan dan diberitahukan secara luas. Kebenaran memang selayaknya harus dimunculkan dan diberitahukan secara luas. Akan tetapi mengingkari kebenaran dan menyembunyikan membutuhkan upaya yang yang mencermati perkara-perkara yang membutuhkan kecermatan berusaha mencegah kekuatan yang dapat menyembunyikan membuat orang-orang yang bersamanya tidak bisa tidur sampai kekuatannya luntur hingga mengucapkan kebenaran. Karena pengucapan kebenaran tidak membutuhkan upaya yang berat Menyembunyikan dan tidak mengucapkan kebenaran itulah yang membutuhkan kekuatan serta upaya yang berat. Tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman [yang artinya], "Mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." mencermatiJadi, mereka tidak bodoh tanpa pengetahuan. Mereka justru mengetahui kebenaran. Namun apakah mereka mampu menyembunyikan kebenaran dari Allah? Tentu tidak, pasti kebenaran itu akan kedustaan dan kebatilan tersebar, maka ini seperti rasa sakit yang terjadi di badan. Manusia tidak menyukai rasa sakit. Tetapi rasa sakit ini bagian dari pasukan kesembuhan karena membuat seseorang tersadarkan bahwasanya ada bagian yang terkena penyakit. Dengan demikian ia pun memeriksanya dan mengupayakan berbagai sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman [yang artinya], "Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya Al-Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung."-QS. Al- A'raf 157Baca juga Ringkasan Sirah Nabawiyah Kisah Singkat Nabi Muhammad dari Lahir-WafatImam Sya'rawi Rahimahullah Ta'ala mengatakan dalam tafsirnya terhadap ayat ini, bahwasanya ini sembilan ciri Sayyidina Rasulullah Shallallahu 'Alaihi bahwa Allah menurunkan wahyu kepada beliau berupa kitab khusus yakni Al-Quran. Beliau mempunyai mukjizat-mukjizat. Beliau menyampaikan dan mengabarkan tentang akidah, ibadah, dan akhlak yang paling utama dan paripurna. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam seorang yang ummiy, tidak tahu baca-tulis, dan tidak belajar pada seorang guru pun. Sebab, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam tetap dengan kondisi sebagaimana beliau dilahirkan. Allah Jalla Wa 'Ala telah menyebutkan beliau lengkap dengan nama, ciri-ciri, serta ketermasyhuran beliau di kalangan Yahudi dan Nasrani karena tercantum dalam Taurat dan Injil. Tapi orang-orang kafir menyembunyikannya dari mereka atau membuat penakwilan yang tidak semestinya pada yang dinyatakan oleh beliau menyuruh mereka pada kebaikan, memerintah mereka melakukan hal-hal yang sesuai dengan tuntutan karakter-karakter jiwa yang lurus dan fitrah yang murni. Sebab, hal-hal itulah yang membawa mereka pada keberhasilan di dunia dan keberuntungan di bahwa beliau Shallallahu Alaihi Wasallam melarang dan mencegah mereka dari semua kemungkaran yang dipandang buruk oleh fitrah yang lurus dan budi pekerti yang luhur. Beliau menghalalkan yang baik-baik bagi mereka yang sebelumnya pernah diharamkan, bahkan Allah mencegah mereka darinya sebagai balasan atas kesewenang-wenangan dan kesesatan mereka. Beliau mengharamkan bagi mereka semua yang membahayakan. dan kotor, seperti memakan bangkai dan harta yang haram seperti riba, suap, dan kecurangan. Beliau meringankan tugas-tugas yang memberatkan dan menyulitkan mereka yang tercantum dalam syariat Musa 'Alaihis Salam, seperti memotong organ tubuh yang melakukan kesalahan dan mengharamkan harta rampasan perang bagi mereka dan harus dibakar. Demikian pula Allah meringankan dan membebaskan mereka dari ketentuan-ketentuan yang ketat yang pernah ditetapkan kepada mereka sebagai bentuk hukuman bagi mereka atas kefasikan dan kezaliman Jalla Sya ruh berfirman [yang artinya], "Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka memakan makanan yang baik- baik yang sebelumnya dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih."-QS. An-Nisa` 160- 161$ads={2}Demikianlah Allah memberitahukan kepada para rasul terdahulu tentang Sayyidina Rasulullah bahwa mereka harus menyampaikan kepada kaum mereka masing-masing akan datangnya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Agar kaum-kaum yang menyaksikan dan semasa dengan risalah beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengimani bahwa Rasulullah tidak pernah hidup semasa dengan seorang rasul pun, akan tetapi kabar gembira tentang beliau telah disampaikan oleh para nabi mereka dan tercantum dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelum Muhammad Shalawatullah Wasalamuhu 'Alaihi, diperintahkan Allah untuk menyampaikan kepada kaum di mana para rasul itu diutus. Yakni, bahwa mereka harus mengikuti Rasul Muhammad, mengimani beliau, dan tak berpegang pada kendali temporal sesuai zaman mereka takut bila itu dicabut dari mereka. Begitu Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam datangdisertai mukjizat dan bukti nyata, mereka harus mengimani beliau. Simak firman Allah, [yang artinya], "Ingatlah saat Allah mengambil perjanjian para nabi."-QS. Ali 'Imran 81Jadi, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menata agar setiap unsur keimanan tak terganggu oleh keyakinan agama-agama lain. Para penganut agama yang ada pun tidak keliru memahami dan menyangka ada agama lain yang datang untuk menghapuskan agama mereka serta mengambil kendali temporal darinya. Hal demikian karena risalah iman senantiasa terhubung sepanjang masa. la mengungkapkan berbagai ketetapan kepada manusia di sepanjang rasul berupaya agar kehidupan manusia berlangsung dengan aman bahagia dan saling menopang di antara potensi-potensi yang ada tanpa ada pertentangan dalam gerak-geriknya. Allah telah memerintahkan itu kepada para rasul dan mengambil perjanjian itu Allah menegaskannya dengan firman- Nya [yang artinya], "Apakah kamu mengakui."Allah mewahyukan kalam yang mengukuhkan tatanan ini kepada mereka. Maka dari itu bagi pengikut nabi tidak boleh menabrak risalah baru yang didukung dengan mukjizat dan diperkuat dengan tatanan yang menjamin kehidupan, keselamatan, dan kebahagiaan bagi tidak hanya menjadikan iman kepada risalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai pengabaran saja. Dia juga memberikan tanda bagi Muhammad sendiri dalam kitab-kitab yang mendahuluinya, dan mengung- kapkan ciri pribadinya kepada mereka. Penjelasan yang disertai dengan ciri-ciri yang berkaitan dengan pribadinya tentu lebih terang daripada pengabaran tentang dirinya saja dengan dari itu Abdullah bin Salam, saat ditanya Umar Radhiyallahu 'Anhu tentang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ia katakan, "Hai, Nak. Aku lebih tahu tentang dia."Umar bertanya, "Kenapa?"Abdullah bin Salam menjawab, "Karena aku tidak ragu tentang Muhammad, bahwa ia seorang nabi. Adapun tentang anakku, bisa saja ibunya berkhianat."Umar pun mencium dari itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman [yang artinya], "Mereka mengenalnya sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka."-QS. Al-An'am 20Tidak diragukan bahwa manusia mengenal anak-nya secara cermat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mempunyai tanda-tanda khusus yang membuktikan sosok beliau Shallallahu Alaihi Wasallam secara perjalanan Isra Mi'raj pun perkaranya bukan sekedar kata-kata. Akan tetapi saat ditanya tentang perjalanan ini, beliau mengatakan, "Aku melihat Musa. Ternyata ia sosok berambut ikal dan kurus. 2 Rambut ikalnya seperti orang juga melihat Isa. Ternyata ia sosok yang berperawakan sedang. Ia seperti keluar dari tempat pemandian. Aku adalah keturunan Ibrahim yang paling mirip dengannya."3Demikian pula yang Allah sampaikan dalam Taurat dan Injil. Bukan pengabaran tentang Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam saja. Allah juga memberikan penjelasan-penjelasan tentang beliau secara detail yang dapat menggambarkan sosok tidak ada kerancuan dengan adanya orang yang menyertai sosok beliau saat masa kedatangan beliau tiba.2 Dharb kurus; dagingnya kurang berisi. Rajl berarti berambut ikal antara lurus dan keriting. Maksud dari perkataan beliau Syanuah adalah sosok yang berpostur tinggi. Karena suku Syanuah dikenal kaum laki-lakinyaberpostur tinggi. Sedangkan perawakan sedang maksudnya tidak tinggi tidak pendek. Muttafaq ' Subhanahu Wa Ta'ala berfirman [yang artinya], "Mereka mengenalnya sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka."Namun di antara mereka ada kalangan yang menyembunyikan kebenaran agar mereka tetap berpegangan pada kendali temporal masa itu. Mereka mengira, saat agama baru datang, kendali temporal ini akan diambil dari mereka dan agama baru pun akan mengendalikan berbagai umat dan Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki agar para rasul langit yang diutus ke bumi saling menolong. Bukan saling bertentangan. Tapi, yang satu menolong yang berfirman [yang artinya], "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud, mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar."-QS. Al-Fath 29Allah memberikan gambaran tentang orang-orang yang mengimani risalah Rasulullah dalam Taurat dan Injil; karena agama yang diturunkan kepada Muhammad, yakni agama Islam, adalah agama yang takkan ada lagi agama yang datang setelahnya. Maka dari itu Allah mengungkapkan tentang sirah Rasulullah beserta ciri-ciri beliau dan ciri-ciri para pengikut beliau dalam Taurat dan dalam agama ini terdapat sisi yang hilang dari kaum Yahudi yang terjerumus pada materialisme murni dan meninggalkan spiritualitas. Maka dari itu sirah para pengikut Muhammad diungkap dalam Taurat, "Tanda- tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud."Saat kaum Yahudi bersikap melampaui batas dalam materialisme, Allah datangkan seorang rasul yang condong dan memperhatikan sisi spiritualitas, yaitu Sayyidina Isa putra Maryam 'Alaihimassalam, agar terjadi keseimbangan dalam menjalani kehidupan tanpa berlebihan dan tidak pula demikian Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mempersiapkan bahwa setiap rasul telah disampaikan kabar gembiranya oleh rasul sebelumnya. Tidak ada pertentangan-pertentangan dalam risalah-risalah mereka. Lantaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai penutup kafilah risalah, tentunya Allah Subhanahu Wa Ta'ala harus mengungkap ciri-ciri beliau bukan dengan penuturan kata-kata, akan tetapi dipaparkan dalam gambaran fisik, di mana begitu melihat beliau maka mereka mengenal dari itu kita mendapati Sayyidina Salman al- Farisi saat melihat Rasulullah di Madinah. Ia melihat sekian banyak tanda pada beliau. Ia pun ingin melihat tanda secara ia melihat di bahu Rasul tanda penutup tetapi apakah itu bermanfaat? Ya. Banyak orang yang mengimani bin Salam pernah mengatakan kepada Rasulullah setelah ia masuk Islam, "Wahai Rasulullah, Yahudi itu kaum yang mengada-ada kedustaan. Bila mereka mengetahui keislamanku sebelum engkau menanyakan kepada mereka, mereka akan mengada- adakan kedustaan di sisimu."Kemudian datanglah kaum Yahudi, sementara Abdullah menyelinap masuk rumah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya, "Seperti apa Abdullah bin Salam di antara kalian?"Mereka menjawab, "Di antara kami, ia orang yang paling luas pengetahuannya, putra orang yang paling luas pengetahuannya di antara kami. Jadi, ia sosok terbaik putra sosok terbaik dari kami."Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam kembali bertanya, "Bagaimana menurut kalian bila ia masuk Islam?""Semoga Allah melindunginya dari itu," jawab langsung keluar menemui mereka seraya berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah."Mereka berkata, "Dia ini orang terburuk putra orang terburuk di antara kami."Mereka pun melecehkannya." 4Ciri-ciri yang dituturkan dengan kata-kata dan ciri- ciri yang tergambarkan pada fisik sudah disampaikan. Tidak ada ruang untuk mengatakan bahwa agama-agama samawi saling bertentangan. Semuanya saling menopang bahwa "realita bumi" terhubung dengan "ketetapan langit" sesuai tuntutan kondisi zaman baik dari segi waktu maupun orang yang berilmu terasing dari sebagian kaumnya, dan setiap lingkungan mempunyai sisi-sisi yang4 Dari hadis yang disampaikan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Awal Penciptaan, dari Anas Radhiyallahu 'Anhupositif maupun yang negatif. Hingga, datang seorang rasul membenahi sisi tertentu yang negatif di tempat tetapi Allah mengutus rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam setelah berbagai sisi negatif ini menyatu di dunia. Rasul kita datang untuk membenahi sisi-sisi negatif berskala global. Rasulullah datang lengkap dengan bukti ciri-ciri beliau dan ditopang dengan ajaran-ajaran beliau yang meringankan beban dan belenggu yang mengekang mereka. Beban yang memberatkan mereka dan belenggu yang mengekang kedua tangan sampai ke tengkuk leher mereka, yang membuat orang tidak bisa bergerak sebutkan ciri-cirinya. Allah persiapkan akal pikiran bagi manusia untuk menerima kedatangan risalahnya. Allah lepas belenggu mereka dengan cahaya yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sebab, risalah Nabi Muhammad adalah risalah yang utuh dan Buku Habibana Muhammad, Keagungan beliau dan Hukum Bagi Pencelanya, Penulis Muhammad Ahmad Vad'aqDemikian Artikel " Nabi Muhammad Di Dalam Al-Quran, Injil, Zabur, dan Taurat "Semoga BermanfaatWallahu a'lam BishowabAllahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Beliaumenjawab, "Tidak boleh menekuni (mempelajari) sesuatu pun dari kitab-kitab yang mendahului al-Qur'an, berupa Injil atau Taurat atau selain keduanya karena dua sebab: Sesungguhnya semua hal yang bermanfaat dalam (kitab-kitab terdahulu) telah Allah 'azza wa jalla jelaskan dalam al-Qur'anul Karim.

Jakarta - Meski sudah lewat 12 Rabiul Awal, masyarakat di berbagai daerah masih melakukan berbagai acara untuk memperingati Maulid Nabi. Memang, tradisi di Indonesia, peringatan Maulid Nabi tidak mesti bersamaan pada hari H kelahiran Nabi. Kelahiran nabi akhir zaman, Muhammad SAW telah diramalkan oleh para ahli kitab, baik Yahudi maupun Nasrani. Mereka yakin nabi mulia itu akan datang dan menyempurnakan agama. Ramalan itu tak lepas dari disebutnya sosok dan ciri-ciri Nabi Muhammad SAW dalam kitab suci umat terdahulu. Misalnya, dalam Taurat maupun Injil. Kisah percakapan Nabi Musa dengan Allah SWT menunjukkan bahwa sebenarnya ciri-ciri Nabi Muhammad sudah disinggung dalam kitab suci. Antara Lesti Kejora, Lagu 'Sekali Seumur Hidup' dan Cinta Sejati dalam Perspektif Islam Maulid Nabi dan Kisah Nabi Musa Iri Lantas Kepincut Jadi Umat Muhammad SAW Antara Lesti Kejora, Lagu 'Sekali Seumur Hidup' dan Cinta Sejati dalam Perspektif Islam Bahkan saking mengimaninya, sebelum Rasulullah SAW lahir, umat Yahudi selalu bertawasul kepadanya agar diberi kemenangan saat melakukan peperangan. Mereka juga berdoa agar nabi akhir zaman itu berasal dari kaumnya. Namun, Yahudi adalah kaum yang tinggi hati. Akibatnya, ketika Nabi Muhammad SAW terlahir bukan dari Bani Israil, mereka tidak lagi mengimaninya. Sosok yang mereka tunggu ternyata terlahir dari bany Quraisy. Terlepad dari hal itu, dalam Kitab Taurat, sosok dan ciri-ciri Nabi Muhammad sudah tercatat dengan baik. Itu adalah jawaban kenapa rabi Yahudi bisa dengan mudah mengenali tanda-tanda kenabian Muhammad SAW, meski kala itu belum diangkat sebagai Rasul. Saksikan Video Pilihan IniBudidaya Lebah Madu Ala Santri Rubat Mbalong CilacapJemaat Samaria berjalan saat fajar menuju puncak Gunung Gerizim selama perayaan Shavuot menurut tradisi Samaria di dekat kota Nablus di Tepi Barat utara 5/6/2022. Perayaan ini menandai pemberian Taurat kepada orang Israel di Gunung Sinai selama tujuh minggu setelah eksodus alkitabiah mereka dari Mesir.AFP/Jaafar AshtiyehMengutip laman NU, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip riwayat berikut عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو فَقُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّوْرَاةِ. قَالَ أَجَلْ وَاللَّهِ، إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ كَصِفَتِهِ فِي الْقُرْآنِ "يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ، أَنْتَ عَبْدِي وَرَسُولِي، سَمَّيْتُكَ الْمُتَوَكِّلَ، لَيْسَ بِفَظٍّ وَلَا غَلِيظٍ، وَلَا صخَّاب فِي الْأَسْوَاقِ، وَلَا يَجْزِي بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ، وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَصْفَحُ، وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ، بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيَفْتَحَ بِهِ قُلُوبًا غُلفا، وَآذَانًا صُمًّا، وَأَعْيُنًا عُمْيًا " Artinya “Dari Atha bin Yasar, dia berkata, Dia pernah bertemu Abdullah ibnu Amr, lalu ia bertanya kepadanya, Ceritakanlah kepadaku tentang sifat Rasulullah saw di dalam kitab Taurat.’ Abdullah bin Amr menjawab, Memang benar, demi Allah, sesungguhnya sifat beliau terdapat dalam kitab Taurat, persis seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an, Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, serta menjadi benteng bagi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba dan Rasul-Ku, Aku menamaimu mutawakkil’ orang yang berserah diri, engkau tidak bersikap keras juga tidak berhati kasar. Allah tidak akan mencabut nyawanya sebelum ia mampu meluruskan ajaran agama yang menyimpang dengan kalimat La ilaha illallah’, menyadarkan orang yang hatinya masih tertutup dari kebenaran, telinganya masih tuli dari kebajikan, dan matanya buta dari ajaran yang lurus.’” Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Adzim, 2000 juz VI, halaman 407. Dalam tafsir tersebut, disebut bahwa Nabi Muhammad adalah saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Nabi Muhammad juga menjadi benteng bagi orang yang ummi bodoh atau membawa pencerahan. Nabi digambarkan sebagai orang yang berserah diri mutawakil, tidak keras dan berhati lembut. Nabi Muhammad tidak akan wafat sebelum berhasil meluruskan agama yang menyimpang dengan kalimat 'La ilaaha Illallaah', tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad juga membawa cahaya kebenaran untuk orang yang hatinya masih tertutup, masih tuli dari kebahikan dan buta matanya dari ajaran yang lurus. Tim Rembulan* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. MALANGTIMES - Nama kecil Rasulullah SAW adalah Muhammad. Itu sebabnya, Rasulullah SAW juga sangat dikenal sebagai Nabi Muhammad SAW. Sebelum identitas sebagai Rasulullah SAW terbuka, nama Nabi Muhammad SAW bahkan sudah tercatat dalam Kitab Taurat dan Kitab Injil sebagai nabi terkahir. Ustadz Khalid Basalamah dalam sebuah kajian menyampaikan, identitas Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah atau Rasulullah SAW pada dasarnya telah diungkapkan melalui berbagai tanda-tanda. Baca Juga Mata Terluka Saat Perang Khaibar, Ludah Rasulullah Menjadi Jalan Kesembuhan Ali Salah satunya disampaikan oleh pendeta termasyhur di Negeri Syam bernama Bakhirah. Pendeta tersebut menjadi salah satu pendeta yang selalu menunggu kehadiran nabi terakhir sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Taurat dan Injil. Kisah itu bermula saat Nabi Muhammad SAW yang masih berusia 12 tahun ikut serta dalam rombongan sang paman yaitu Abu Thalib untuk berdagang ke Negeri Syam. Perjalanan itu menjadi perjalanan pertama Rasulullah SAW. Karena sebelumnya, anak-anak tak pernah disertakan dalam perjalanan panjang untuk berjualan. Namun saat itu, Nabi Muhammad menangis dan memohon kepada pamannya untuk ikut dalam perjalanan berdagang. Sampai pada akhirnya sang paman mengizinkan Nabi Muhammad ikut serta dalam perjalanan. Saat hendak sampai ke Negeri Syam, Pendeta Bakhirah yang selalu mengamati perjalanan orang Jazirah Arab dari jendela melihat hal berbeda dari rombongan Rasulullah SAW dengan sang paman. Bakhirah saat itu melihat jika rombongan Nabi Muhammad SAW dan pamannya selalu diiringi awan. Sehingga terlihat sangat teduh dibanding dengan para pedagang lain yang berjalan secara berkelompok. Bukan hanya itu, Bakhirah juga melihat daun-daun pohon menunduk saat rombongan Rasulullah SAW berteduh di bawah pohon. Hal itu membuat Bakhirah heran dan meminta staffnya mengundang rombongan Rasulullah SAW dan sang paman untuk makan di dalam gereja. Maka undangan itu diterima, dan paman Rasulullah SAW beserta rombongan masuk serta menikmati jamuan. Sedangkan Rasulullah SAW ditinggalkan di luar untuk menjaga barang-barang. Karena tradisi orang Arab Quraisy saat itu, menjadi sebuah aib jika orang dewasa makan bersama dengan anak kecil. Tradisi saat itu, anak kecil selalu makan setelah orang tua selesai makan. Bakhirah yang paham betul dengan ciri-ciri nabi terkahir sebagaimana tercatat dalam Kitab Taurat dan Kitab Injil pun melihat satu persatu tamu yang memenuhi undangannya. Maka dilihatnya tak satupun yang sesuai dengan ciri yang disampaikan dalam Kitab Taurat dan Injil. Maka Bakhirah bertanya, "Apakah masih ada orang dari kafilah yang tidak ikut?" maka dijawab jika masih ada. Seorang anak kecil yang ditinggal bersama barang-barang. Bakhirah kemudian meminta untuk bertemu dan mendapat izin. Maka Bakhirah bertemu dengan Rasulullah SAW dan melihat ciri-cirinya sebagaimana didetailkan dalam Kitab Taurat dan Injil. Ciri Rasulullah SAW adalah memiliki alis seperti busur panah berwarna hitam, kulit putih, pipi kemerahan, rambut berombak, dan pundak kanan memiliki tanda kenabian, berupa daging gumpalan berwarna merah dan dikelilingi bulu yang lebat. Semua nabi pun memiliki ciri tanda di punggung yang sama. Bakhirah pun bertanya pada Rasulullah SAW yang saat itu masih berusia 12 tahun, "Hai anak kecil, saya bertanya kepada kamu atas nama Lat dan Uzza, jujurlah." Maka Rasulullah SAW menjawab, “Jangan engkau sebutkan nama dua berhala itu. Karena saya tidak menyukai keduanya.” Belum pernah orang Quraisy seperti itu. Karena dulu, orang Quraisy telah mempertuhankan dua berhala tersebut. Namun Rasulullah SAW yang masih berusia 12 tahun menegaskan jika ia membencinya. Baca Juga Kisah Lucu Nabi Palsu Saat Hendak Meniru Mukjizat Rasulullah SAW Hal itu membuat Bakhirah heran dan terkejut. Maka saat itu Bakhirah meminta izin untuk melihat pundak kanan Rasulullah SAW, dan diizinkan. Saat itu Bakhirah melihat tanda kenabian Rasulullah SAW sambil mencium pundak Rasulullah SAW dan memeluknya. Lalu Bakhirah berkata, “Kaulah orangnya." Bakhirah kemudian membawa Rasulullah SAW masuk ke dalam gereja. Padahal saat itu orang Arab beranggapan jika anak kecil ikut makan dengan orang dewasa adalah sebuah aib yang memalukan. Maka Bakhirah bertanya mengapa saat itu Rasulullah SAW ditinggalkan di luar. Rombongan menjawab jika itu dikarenakan Rasulullah SAW merupakan anak kecil. Lalu Bakhirah kembali bertanya, "Siapa wali dari anak ini?" Kata Abu Thalib, "Saya ayahnya." Maka Bakhirah berkata, "Kau dusta. Anak ini ayahnya mati saat dia masih di kandungan berusia enam bulan. Ibunya meninggal saat ia usia enam tahun. Kakeknya menaunginya selama dua tahun sampai usia delapan tahun. Kalaupun benar kau walinya, maka kau adalah pamannya." Abu Thalib heran dan Bakhirah mengambil serta menunjukkan Kitab Injil sembari berkata, “Anak ini adalah Nabi terakhir yang ditunggu-tunggu oleh seluruh ahli kitab. Tapi bawa dia kembali ke Arab sekarang. Karena jika orang Yahudi tahu dia keturunan Arab, pasti akan dibunuh. Karena orang Yahudi maunya adalah keturunan dari Israil.” Akhirnya Abu Thalib membawa Rasulullah SAW kembali pulang dengan rasa ketakutan. Jauh sebelum itu, kakek Rasulullah SAW yaitu Abdul Munthalib telah terlebih dulu bertemu dengan seorang pendeta. Saat itu, sang kakek dengan tiga orang temannya. Saat bertemu, pendeta tersebut berkata kepada Abdul Munthalib, "Akan keluar dari kotamu nabi terakhir, dan namanya Muhammad." Maka Abdul Munthalib bertanya dari mana pendeta itu tahu, dan pendeta menjawab jika itu telah dijelaskan dalam Kitab Taurat dan Injil. Kemudian Abdul Munthalib kembali ke Arab bersama tiga kawannya, dan sepakat menamai cucunya Muhammad jika salah satu di antara cucu mereka lahir terlebih dulu. Lalu Abdul Munthalib saat itu menjadi yang pertama memiliki cucu laki-laki. Maka saat itu, Abdul Munthalib memberi nama cucunya Muhammad. Itu sebabnya, saat memberikan berita tentang kenabiannya, Rasulullah SAW juga menyampaikan jika ia merupakan cucu dari Abdul Munthalib. Sebagaimana juga tercatat dalam Kitab Taurat dan Kitab Injil. Berita kenabian itu disampaikan Rasulullah SAW dengan berkata, "Aku adalah Nabi, tidak ada dusta di situ, dan aku adalah cucu dari Abdul Munthalib," HR Bukhori Muslim.

Tanda2 Nabi Musa: Hukum Taurat. Dalam Tanda Pertama Nabi Musa ‒ Paskah ‒ kita melihat bahwa Allah telah menetapkan kematian semua anak sulung, kecuali mereka yang berada di rumah-rumah di mana seekor anak domba dikorbankan dan darahnya dibubuhkan pada tiang pintu rumah. Firaun tidak tunduk pada perintah tersebut, sehingga anaknya mati dan

Sebelum Alquran diturunkan, Allah SWT telah mengabarkan tentang keutamaan Rasulullah SAW yang tertuang dalam kitab-kitab samawi. Karena itu, para ahli kitab pun telah mengetahui tanda-tanda keutamaan Rasulullah. Seperti dikisahkan tentang bagaimana seorang pemuka Yahudi mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW yang telah tercantum dalam Taurat dan Injil. Sahabat bin Malik al Asyjai menceritakan pada suatu hari Nabi Muhammad SAW melakukan suatu perjalanan. Malik al Asyjai pun turut menyertai Nabi hingga mereka masuk ke dalam Sinagog Yahudi pada saat orang-orang Yahudi sedang merayakan hari rayanya. Orang-orang Yahudi itu pun tak menyukai kedatangan Nabi dan Malik al Asyjai berada di tengah-tengah mereka. Rasulullah pun berkata kepada orang-orang Yahudi itu. "Wahai kaum Yahudi, beritahukanlah kepadaku ke-12 lelaki di antara kalian yang bersaksi bahwasanya tiada tuhan, melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah. Niscaya Allah akan mengugurkan pada setiap Yahudi yang ada di bawah kolong langit, kemurkaan yang ditimpakan pada mereka." Seketika orang-orang Yahudi itu pun terdiam. Tak ada satu orang pun yang menjawab. Rasulullah kemudian mengulangi pernyataan sampai tiga kali, tetapi tak ada satu orang pun yang menjawab. Maka, Rasulullah pun berkata "Kalian tak mau? Maka demi Allah, akulah al Hasyir yang mengumpulkan dan akulah al Aqib yang datang kemudian dan akulah al Muqaffa yang dihormati. Kalian percaya atau mendustakan?," Nabi Muhammad pun pergi dengan disertai Malik al Asyjai. Ketika hampir keluar dari Sinagoge, tiba-tiba ada seorang lelaki Yahudi dari arah belakang Rasulullah berkata "Sepertinya engkau Muhammad." Lelaki itu pun menghadap pada kaumnya, yakni orang-orang Yahudi seraya berkata, “Lelaki macam apa kalian mengenal diriku di kalangan kalian, wahai kaum Yahudi?” Orang-orang Yahudi itu pun menjawab bahwa sesungguhnya mereka tidak mengenal seseorang pun yang lebih mengetahui tentang Alkitab dan lebih mengerti tentang isinya dibandingkan lelaki Yahudi itu dan silsilah keluarganya. Seketika itu lelaki Yahudi itu justru bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi sebagaimana dijelaskan dalam kitab samawi. “Sesungguhnya aku bersaksi dengan nama Allah bahwa dia adalah nabi yang kamu dapati tercantum dalam Taurat dan Injil.” Akan tetapi, kaum Yahudi tidak memercayai ucapan lelaki itu dan menyebutkannya telah berdusta dan membantahnya. Rasulullah kemudian menimpali bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi itulah yang berdusta dan perkataannya tidak diterima. Lelaki Yahudi yang paling pandai di antara kaumnya itu pun menghampiri Nabi Muhammad dan mengakui kenabian Rasulullah. Dia adalah Abdullah bin Salam. Setelah itu Rasulullah, Malik al Asyjai dam Abdullah bin Salam meninggalkan orang-orang Yahudi itu. Maka, Allah menurunkan surah al Ahqaf ayat 10 قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ “Katakanlah Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Alquran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui kebenaran yang serupa dengan yang tersebut dalam Alquran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Begitu pun kisah raja Romawi, yakni Heracleus yang mengakui tentang kenabian Rasulullah ketika berbicang dengan Abu Sufyan yang memimpin rombongan ke Syam. Kepada Abu Sofyan Heracleus mengatakan “Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada di antara kalian sekarang ini, seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua kakinya." Untuk kisah lengkapnya bisa melihat hadits Bukhari nomor 6. Sumber alukah NabiMuhammad SAW" milik bapak saya yang juga konon Jendrl.Soedirman pun dulu menyukai kitab karya KH Moenawar Chalil ini : "Barnabas ialah nama seorang sahabat atau hawariyyun (pembela) Nabi Isa AS. Injil Barnabas itu adalah sebuah kitab Injil yang ditulis oleh Barnabas sendiri dari wasiat Nabi Isa sendiri. Maka isi Injil Barnabas itu

Taurat dan Injil menyebutkan kehadiran Muhammad JAKARTA – Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi telah disebutkan jauh sebelum beliau lahir. Kitab-kitab agama terdahulu dikatakan telah menyebut akan lahirnya Muhammad yang membawa ajaran kenabian dari yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya dinyatakan Allah di dalam Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi Muhammad juga telah disebut dalam kitab agama Persia dan dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume 1" oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal demikian sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang berbunyi, "Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil."Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum Yahudi dan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-Ahdu al-Jadid dan dalam bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa AS, dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu, yang menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut mengutip bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel Genootschap di Amsterdam pada satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 1815, yang berbunyi, "Bahwa seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya."Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu berkata dengan angkaranya jangan kamu takut akan dia." Ulangan, 1822.Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 1426, yang berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" Yahya, 1429.Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah oleh Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga telah dinyatakan dalam dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan sebagai penghibur Rahul Kudus dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa. Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS memberitahu para hawari penolong bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam. Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara mereka."Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini." Barnabas, 7210.

zVq8jRB. 230 367 257 36 475 392 286 141 459

nabi muhammad dalam injil dan taurat