Indonesia sejak keberhasilan mele-wati transisi demokrasi yang sulit, dan terjadinya transformasi ekonomi dan politik regional yang menyatukan Asia Tenggara dan Asia Timur Laut ke dalam sebuah entitas geoekonomi dan geo-politik yang kini disebut Asia Timur, telah Indonesia mulai "keluar" dari ket - erpasungannya dalam "sangkar emas" ASEAN.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penyajian penulisan dengan mengonstruksi masa lalu dan bertumpu pada data, fakta-fakta yang didapat dari penelitian sejarah disebut Historiografi, Historiografi Maritim merupakan kajian menarik, Indonesia dikenal sebagai negara agraris namun sebelum dikenal sebagai negara agraris Indonesia menyandang negara maritim, karena ini penulis ingin mengulas dari dua buku yang sama-sama berfokus pada dunia maritim di Nusantara, kedua buku memiliki isi pembahasan yang berbeda, sehingga penulis ingin membandingkan kedua isi buku yang berjudul Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia dan Sejarah Maritim Indonesia Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII.Pembahasan Buku "Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia" Buku "Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia" diterbitkan tahun 2018 oleh Loka Aksara, buku ini disajikan 152 halaman memuat sepuluh pembahasan, bagian pendahuluan mengenai arti maritim dan kemaritiman, maritim mengindikasikan penggunaan laut untuk kepentingan ekonomi, kemaritiman secara termonologi yaitu cakupan wilayah yang merupakan daerah subur, daerah itu terdapat kegiatan pariwisata, lalu lintas, pelayaran, dan jasa-jasa kelautan. Bab I membahas awal kedatangan nenek moyang melalui laut, berbagai ras menuju Nusantara, gelombang perpindahan penduduk dibagi menjadi beberapa gelombang, gelombang pertama diidentifikasi orang Paleomelanesoid, gelombang kedua berasal dari ras Negrito, selanjutnya pendatang dari daratan Indochina, Cina Selatan dikenal dengan Provinsi Yunnan, rumpun Mongoloid dibedakan menjadi 2 kelompok utama yaitu Proto Melayu dan Deutro Melayu, berlanjut pada sejarah maritim Indonesia yang ditandai adanya bukti-bukti arkeologi seperti prasasti yang ditemukan disekitar pantai, benda prasejarah salah satunya nekara perunggu, penelitian F. Heger mengenai nekara perunggu dijadikan dasar klasifikasi jenis nekara di Asia Tenggara. Identifikasi lainnya berupa situs kapal Punjulharjo, Jawa Tengah. peneliti Prancis Prof. Pierre Y Manguin mengakui situs Punjulharjo terutuh dari yang pernah ada. Pelayaran kuno masa itu memanfaatkan cara tradisional angin dan rasi bintang sebagai penentu arah. Bab III mengenai hubungan dagang antarpulau di Indonesia, hubungan dagang terjadi karena antar pulau saling membutuhkan, System perdagangan menggunakan cara barter kemudian berkembang menggunakan system mata uang yang dibuat kerajaan-kerajaan Nusantara. Perdagangan berkembang hingga terjalin hubungan dagang internasional, Indonesia berperan sentral diperdagangan Internasional karena letaknya strategis, komoditas melimpah, dan perairannya aman. Indonesia bekerja sama dengan India dan Cina. Jalur perdagangan kuno ditempuh melalui jalur darat dan jalur laut, hingga keruntuhan konstatinopel ke Turki Ustmani menyebabkan kedatangan bangsa Barat ke Nusantara. Bab V membahas teknologi perkapalan, penggunaan perahu dalam pelayaran Nusantara sudah dibuktikan melalui berbagai penemuan barang-barang peninggalan dari berbagai situs, seperti situs bangkai perahu di seputar Laut Cina Selatan. Kemudian mengenai teknologi pembuatan perahu kuno menggunakan berbagai teknik teknik ikat, gabungan ikat dan pasak, jahit dan teknik paku. Tidak luput pembahasan mengenai ragam perahu dan kapal Nusantara, terdapat dua jenis perahu tradisional Nusantara, perahu lesung dan perahu papan. Ragam jenis perahu dan kapal ini berasal dari berbagai daerah, ada Sampan yang mirip dengan lesung berbeda dibagian badan, Soppe lebih panjang dan besar dari sampan, selanjutnya ada kapal cadik Papua, perahu Lambo atau Lambok, kapal Pajala dan Patorani, Golekan Late berasal dari Madura, Nade dari Sumatera, Kora-kora, Kapal Layar Jung, Layar Bercadik Borobudur, Layar Pinisi, Kapal Padekawang, Kapal Majapahit, Kapal Kuno Pakur dan Jomon, Perahu Lancang Kuning, Kapal Pledang, perahu Bininta, perahu Jukung Banjar dan Jukung Bali. Pada Bab ke VII buku membahas kerajaan-kerajaan maritim dan pusat perdagangan pelayaran Nusantara, ciri kerajaan maritim yaitu dipesisir pantai, kegiatan ekonomi perdagangan, perikanan, membuat kapal, terdapat pelabuhan, penduduk yang menempati berasal dari pedagang asing, warga lokal, orang laut. Kerajaan-kerajaan maritime nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya, Samudra Pasai, Singasari, Majapahit, Mataram Kuno, Malaka, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Gowa Tallo, Kesultanan Ternate dan Tidore Bab ke VIII buku membahas suku-suku pelaut Nusantara, secara historis suku laut dulunya perompak yang berperan penting pada kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Johor, suku laut menjaga keamanan maritim diketiga kerajaan, mengusir bajak laut, memandu pedagang ke pelabuhan kerajaan serta mempertahankan hegemoni diwilayah tersebut. Suku-suku laut di Indonesia antara lain Suku Bugis, Bajo, Makassar, Mandar, Buton, Madura, Talaud, dan Sangir. Bab ke IX berfokus era kejayaan dan kemunduran maritim Nusantara, era kejayaan dimulai diera kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Singasari dengan armada dan ekspedisi pamalayunya, puncak kejayaan maritim Nusantara saat Majapahit berhasil mempersatukan Nusantara setelah kemuduran Majapahit, Demak kekuatan baru di Jawa, diluar Jawa terdapat kerajaan Makassar dan Gowa Tallo. Era kemuduran disebabkan konflik internal kerajaan-kerajaan di Nusantara dan kedatangan bangsa barat yang mulai mendominasi perdagangan Nusantara serta berusaha mengalihkan kekuasaan lokal menjadi kekuasaannya. Bab ke X mengenai maritime Nusantara di Era Kemerdekaan, menjelaskan perjuangan Indonesia dalam mengelolah perairan, Dimasa Soekarno Indonesia mendeklarasikan Wawasan Nusantara yaitu memandang laut sebagai wilayah satu kesatuan yang seluruh kekayaan yang terkandung didalamnya tidak bisa dipecahkan. Era Presiden Soeharto Indonesia berupaya mendapatkan pengakuan Internasional di Konvensi PBB tentang Hukum Laut di Montego Bay Jamaica tahun 1982 UNCLOS 1982. UNCLOS 1982 mengakui hak-hak Indonesia atas kawasan dan kekayaan alam diluar perairan wilayah Indonesia. Pemerintahan Habibie, Indonesia kembali mendeklarasikan visi pembangunan dalam Deklarasi Bunaken, Pemerintahan Abdurrahman Wahid dengan komitmen Pembangunan Kelautan dan dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan dan juga dikembangkannya Dewan Maritim Indonesia kemudian menjadi Dewan Kelautan Indonesia. selanjutnya di Era Reformasi dalam PJPN 2005-2025. Pembahasan buku "Sejarah Maritim Indonesia Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII" Buku Sejarah Maritim Indonesia Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII diterbitkan pada tahun 2003, bab pertama buku mengenai perlu adanya rekonstruksi penulisan sejarah maritim Indonesia hal ini didasari munculnya berbagai konflik persatuan dan kesatuan bangsa, berawal dari kegelisahan ini penulis buku mencari perspektif baru dengan menjaga persatuan dan kesatuan antar wilayah. Pada Bab II menjelaskan kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia, dimulai dari pembentukan dunia dari perspektif geologi yaitu dibagi menjadi 4 zaman, zaman Arckaeikum, Paleozoikum, Mesozoikum dan Neozoikum. Nenek moyang bangsa Indonesia diidentifikasi terdapat dua ras utama yaitu ras Autromelanesoid dan Mongoloid, hal ini diketahui berkat penemuan pertama manusia purba Pithecanthropus Erectus oleh E. Dubois di daerah Trinil tahun 1890. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
KerajaanIslam di Indonesia Beserta Raja dan Peninggalannya. Kerajaan Islam di Indonesia mulai ada pada abad ke-13. Pada waktu itu Kerajaan Sriwijaya sedang mengalami masa kemunduran. Di kawasan pesisir pantai Sumatera sudah berdiri beberapa kerajaan Islam. Berita ini diketahui dari catatan harian Marco Polo yang pernah singgah di Sumatera.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Awal Kemaritiman. Sejarah kemaritiman maritime sudah dimulai sejak tahun lalu. Catatan sejarah itu terbukti dari tulisan hireoglif tulisan Mesir kuno di dinding Piramid. Raja Sahura referensi lain Sahure adalah raja besar Mesir kuno yang terkenal, jauh sebelum Raja Firaun Pharaoh memerintah. Pada masa Raja Sahura 2600-2500 Sebelum Masehi, telah dilakukan penjelajahan maritim laut Mediterania. Untuk diketahui, Raja Firaun hidup antara 1800-1700 SM, ketika Yusuf Joseph menjadi wakilnya walinya. Jadi, sekitar 800 tahun sebelum Yusuf menjadi wali negeri, Mesir sudah menjadi negara maritim besar di wilayah perairan laut Mediterania. Wilayah Italia, Perancis, Yunani dan negara-negara lain di sekeliling laut Mediterania masih belum memiliki aksara tulisan. Bisa dikatakan daerah sekeliling laut Mediterania masih primitif. Mesir sudah memiliki kemampuan rekayasa sipil dan kemaritiman canggih. Saat itu Mesir adalah negara super power dunia. Sebagai negara super power, ekspedisi maritim adalah keniscayaan. Ekspedisi sangat dibutuhkan pada sekitar tahun lalu untuk memperoleh sumber daya alam SDA dan sumber daya manusia SDM. SDA utama saat itu adalah emas, tembaga, besi, perak dan permata. Negara mitra perdagangan adalah Suriah kuno Syria. Pelabuhan di Suriah menyediakan semua bahan-bahan produksi bangsa-bangsa daratan dari Persia,SDM dibutuhkan untuk menjadi tenaga pelayan budak bangsawan Mesir dan budak dalam buku "Ancient Egyptian Sea Power" menceriterakan jenis kapal ekspedisi Raja Sahura. Kapal-kapal untuk ekspedisi Laut Mediterania dan kapal perang berukuran panjang 15 m meter, dilengkapi 20 pengayuh. Kapal berukuran 27 m memiliki 52 pengayuh, sementara kapal dengan panjang 38 m dilengkapi 80 pengayuh. Jenis jenis panjang untuk mengarungi perairan yang berbeda. Ada yang di laut Mediterania, ada yang di sungai Nil, dan ada yang buat laut Merah Red sea.Selain Mesir, bangsa Phoenician Indonesia Fenisia, yang merupakan bangsa Yunani kuno, adalah penjelajah laut Mediterania lainnya. Bangsa Fenisia ini kemudian menjadi Kerajaan Makedonia Macedonian Empire sekitar 400-300 SM. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan saat Raja Alexander Agung berkuasa. Pada masa kini, yang tersisa dari kerajaan Makedonia adalah negara Yunani Greece. Namun demikian, sampai abad 21, bangsa Yunani masih menjadi negara maritim terbesar dibidang pelayaran. Jumlah armada kapal komersialnya masih yang terbesar didunia, 170 juta DWT dead weight ton. Jepang di peringkat kedua dengan 147 juta DWT. Yang mengagumkan, sejak kerajaan Romawi menguasai Eropa selama 400 tahun dan dilanjutkan sampai kerajaan Byzantium Romawi Timur, kapal-kapal dagang Yunani adalah tulang punggung ekonomi kerajaan-kerajaan yang menarik tentang pelaut Yunani. Om saya yang pelaut Kapten kapal LNG berbendera Vietnam bernah bercerita setiap pelaut Yunani wajib hafal 12 rasi bintang mitologi dan beberapa rasi bintang arah bumi. Itu adalah keterampilan paling utama bagi mereka. Bahkan sampai saat ini, dimana kompas dan GPS global positioning system menjadi alat bantu navigasi utama, kurikulum pendidikan untuk pelautnya masih ada pelajaran tersebut. 1 2 3 Lihat Otomotif Selengkapnya
Adapun masa peralihan ini akan dilaksanakan hingga 31 Desember 2023. Dimana penggunaan NPWP akan dilaksanakan secara terbatas pada layanan administrasi perpajakan. Terdaftar Fintech di Bank Indonesia sebagai Sistem pembayaran sejak 2018; Bersertifikasi internasional ISO/IEC 27001:2013 untuk Sistem Keamanan Informasi, ISO 9001:2015
Sejarah kemaritiman Indonesia terdiri dari tiga kata yang masing-masing memilikj arti tersendiri,, yaitu sejarah, kemaritiman, dan Indonesia. Sejarah atau history dalam Bahasa Inggris merupakan sebuah kata yang sering muncul dalam berbagai bentuk. Presiden Soekarno dalam sebuah pidatonya mengeluarkan pernyataan yang sampai sekarang masih sering kita dengar, yaitu JAS MERAH yang merupakan akronim dari “jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah”. Hal ini berarti sejarah merupakan sesuatu yang penting, karena tidak boleh dilupakan. Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu. Makna dibalik peristiwa atau kejadian itulah yang kemudian dipelajari oleh sejarawan, dengan tujuan agar kita bisa belajar dari sejarah. Dengan demikian sejarah itu mengandung pengetahuan tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi, hal itulah yang menjadi objek para sejarawan. Jika kita merujuk pada Kamus Bahasa Indonesia Online, arti kata sejarah adalah “1 asal-usul keturunan silsilah; 2 kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pd masa lampau; riwayat; tambo cerita -; 3 pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yg benar-benar terjadi dl masa lampau; ilmu sejarah”.Sedangkan kemaritiman memiliki kata dasar maritim ya atrti kata maritim dalam KBBI 2011879 adalah 1 segala sesuatu yang berkenaan dengan laut dan 2 berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Selanjutnya, kemaritiman bermakna hal-hal yang menyangkut masalah maritim atau sifat kepulauan Indonesia. Istilah maritim sering disinonimkan dengan kata bahari yang bermakna 1 dahulu kala; kuna, 2 indah; elok sekali, dan 3 mengenai laut; bahari KBBI 2011115. Dengan demikian, sejarah maritim adalah studi tentang aktivitas manusia di masa lampau yang berkaitan dengan aspek-aspek kemaritiman, khususnya pelayaran dan perdagangan Poelinggomang, 20121.Oleh karena itu, maka Sejarah Kemaritiman Indonesia mengkhususkan pada studi tentang aktivitas manusia di masa lampau yang berkaitan dengan aspek-aspek kemaritiman, khususnya pelayaran dan perdagangan yang terjadi wilayah Indonesia atau lebih tepatnya Nusantara, karena di masa lalu sebelum tahun 1945 Indonesia belum menjadi negara. Mengacu pada salah satu artikel di yang ditulis oleh Y. Paonganan, dikatakan bahwa sejarah maritim di Indonesia adalah sejarah yang terlupakan. Hal ini diungkapkan karena kenyataan yang ada sekarang dimana aspek-aspek terkait kemaritiman di Indonesia mulai hilang. Padahal Sejarah mencatat bahwa kejayaan maritim bangsa Indonesia sudah lahir sebelum kemerdekaan, hal ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah maupun sejarah. Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut, selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik layar. Kerajaan Sriwijaya 683 M – 1030 M memiliki armada laut yang kuat, menguasai jalur perdagangan laut dan memungut cukai atas penggunaan laut. Pengaruhnya meliputi Asia Tenggara yang mana hal ini dikuatkan oleh catatan sejarah bahwa terdapat hubungan yang erat dengan Kerajaan Campa yang terletak di antara Camboja dan lanjut, Y Paonganan dalam artikel tersebut, memaparkan bahwa banyak bukti lainnya yang memperkuat eksistensi kemaritiman di nusantara. Kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah bersama kerajaan lainnya seperti Kerajaan Tarumanegara telah membangun Candi Borobudur yang pada relief dindingnya dapat terlihat gambar perahu layar dengan tiang-tiang layar yang kokoh dan telah menggunakan layar segi empat yang lebar. Kejayaan Kerajaan Singosari di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara telah memiliki armada kapal dagang yang mampu mengadakan hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lintas Kerajaan Singosari dipandang sebagai ancaman bagi Kerajaan Tiongkok dimana saat itu berkuasa Kaisar Khu Bilai Khan. Keinginan untuk menaklukkan Kerajaan Singosari dilakukan Khu Bilai Khan dengan mengirim kekuatan armadanya hingga mendarat di Pulau Jawa. Disaat Kertanegara harus berhadapan dengan kekuatan armada Khu Bilai Khan, Raden Wijaya memanfaatkan momentum ini untuk membelot melawan Kertanegara dan mendirikan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit 1293 M – 1478 M selanjutnya berkembang menjadi kerajaan maritim besar yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang luas meliputi wilayah Nusantara. Dengan kekuatan armada lautnya, Patih Gajah Mada mampu berperang untuk memperluas wilayah kekuasaan, sekaligus menanamkan pengaruh, melaksanakan hubungan dagang dan interaksi budaya. Bukti-bukti sejarah ini tidak bisa dielakkan bahwa kejayaan bahari Bangsa Indonesia sudah bertumbuh sejak yang disayangkan oleh Y. Paonganan yang juga dituliskan dalam artikel itu adalah keberadaan berbagai dokumen tentang kejayaan maritim Bangsa Indonesia pada masa lalu, kini dalam perjalanannya kemudian mengalami keredupan. Setidaknya ada dua sebab terjadinya hal ini, yaitu praktek kebaharian kolonial Belanda pada masa lalu; dan kebijakan pembangunan bahari pada masa rezim Orde Baru. Pada masa kolonial Belanda, atau sekitar abad ke -18, masyarakat Indonesia dibatasi berhubungan dengan laut, misalnya larangan berdagang selain dengan pihak Belanda, padahal sebelumnya telah muncul beberapa kerajaan maritim nusantara, seperti Bugis-Makassar, Sriwijaya, Tarumanegara, dan peletak dasar kebaharian Ammana Gappa di Sulawesi Selatan. Akibatnya budaya maritim bangsa Indonesia memasuki masa ini kemudian berlanjut dengan minimnya keberpihakan rezim Orde Baru untuk membangun kembali Indonesia sebagai bangsa bahari. Akibatnya, dalam era kebangkitan Asia Pasifik, pelayaran nasional kita kalah bersaing dengan pelayaran asing akibat kurangnya investasi. Pada era kolonialisme terjadi pengikisan semangat maritim Bangsa Indonesia yang dilakukan oleh kolonial dengan menggenjot masyarakat Indonesia untuk melakukan aktivitas agraris untuk kepentingan kolonial dalam perdagangan rempah-rempah ke Eropa. Mengembalikan semangat bahari itu tidak mudah, diperlukan upaya yang serius dari semua elemen dunia arkeologi Indonesia pun, hal tersebut dapat dilihat dengan kurangnya keberpihakan pemerintah dalam menangani potensi situs-situs arkeologi maritim yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi para penggiat dunia kemaritiman di Indonesia. Diperlukan perjuangan dan kerja keras untuk mewujudkan kembali kejayaan dunia maritim Indonesia, sebagaimana falsafah TNI Angkatan Laut yaitu Jalas veva jaya mahe, yang berarti di Laut kita Jaya. . Oleh karena itu, perubahan orientasi pembangunan nasional Indonesia ke arah pendekatan bahari merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendesak. Wilayah laut harus dapat dikelola secara profesional dan proporsional serta senantiasa diarahkan pada kepentingan asasi bangsa Indonesia di laut. Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan berbasis maritim adalah; laut sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan keamanan sebagai negara kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke seluruh lain sisi, Perjalanan panjang sejarah maritim Indonesia pada dasarnya hampir sama tua-nya dengan perkembangan peradaban suku anak bangsa di Nusantara. Hal itu, telah memperkaya hasanah bahasa dan mewarnai budaya bangsa Indonesia. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa perkembangan peradaban suku bangsa maritim di Nusantara itu tidak terlepas dari berkembang masuknya suku bangsa lain ke Nusantara dengan membawa berbagai corak dan warna budaya daerahnya data sejarah, aspek kemaritiman yang terekam di masa lalu memperlihatkan adanya kontak budaya dimana ada dua negeri yang pernah datang ke dua wilayah di nusantara, yaitu bangsa India dan Cina pada eksodus pertama tahun 264 hingga 195 SM. Pendatang asing ini umumnya telah memiliki berbagai tingkat keterampilan dibidang kelautan, pertukangan, pertanian, serta memiliki seni budaya yang jauh lebih tinggi dari penduduk pribumi. Negeri yang pertama dikunjunginya adalah Phalimbham di Provinsi Banten dan Lu-Shingshe di Provinsi Bengkulu. Dua negeri ini sama-sama banyak menghasilkan emas pertama kali yang ditemukan oleh bangsa pendatang di merujuk berbagai teori sosiologi – antropologi – arkeologi telah mengajarkan kepada kita bahwa, “Peradaban manusia itu selalu berawal dari kehidupan sekelompok manusia dipesisir pantai atau sungai. Selanjutnya berkembang menjadi komunitas masyarakat yang semula homogen, berubah menjadi heterogen. Dalam suatu masyarakat pergaulan yang lebih besar berbentuk bangsa Nasional dan selanjutnya berkembang menjadi antara bangsa-bangsa Internasional”. Kedatangan bangsa-bangsa asing ini, juga tidak terlepas dari berbagai kepentingan-kepentingan. Secara geologi dan geografis negeri-negeri di Nusantara ini telah dikunjungi oleh bangsa-bangsa asing. Secara umum ada tiga bentuk alasan untuk itu. Pertama, mencari tambang emas. Kedua, perpindahan penduduk Exsodus akibat bencana alam. Baik vulkanis maupun tektonis, akibat terjangkitnya wabah penyakit, dan perang. Ketiga, meningkatnya hubungan perdagangan. Dalam pelayaran yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain, mereka selalu membuat sebauh catatan tentang pelayaran yang dilakukan oleh mereka seperti halnya Peta kita dilihat dari peta yang ada, tampak dengan jelas bahwa rute pelayaran melintasi Selat Sunda telah lama dilakukan oleh pelaut-pelaut India, Arab Asia dan Afrika yang akan menuju ke negeri Cina. Mereka biasanya singgah dulu di Phalimbham dan Pulau Panaitan serta Kota Perak yang berada di Provinsi Banten sekarang, sebelum meneruskan perjalanan pelayarannya ke negeri yang hendak ditujunya. Rute Laut merupakan salah satu rute perjalanan menuju Cina, disamping melalui darat. Para Pedagang lebih banyak memilih rute laut dari pada darat karena pertimbangan keamanan. Selain itu, rute darat menuju Cina biayanya lebih mahal dan barang yang dibawapun sangat terbatas jika dibandingkan melalui yang sama juga terjadi di Selat Malaka, dimana sejak dulu diketahu, kalau rute ini tidak aman Karena prompak atau bajak laut Thailand, Malayu dan bajak laut Cina di Nan Yang atau Nan Hai Lintas Selat Sunda kelihatannya lebih aman, karena rute ini banyak dilayari kapal layar pedagang-pedagang dari berbagai negara yang hendak menuju Phalimbham dan Tarumanagara. Kata Phalimbham atau Phalembhang di Sumatera Bagian Selatan, sering digunakan secara rancu oleh para peneliti atau penulis sejarah. Phalimbham yang berada di Provinsi Banten ini merupakan negeri yang pertama disinggahi oleh nenek moyang dinasti Tarumanagara, sedangkan Phalimbham atau Phalimbhang di merupakan sejarah dari maritim Indonesia pada abad dulu. Dilihat dari sejarah tersebut apakah negara Indonesia masih menyandang predikat seabagai negara Maritim yang telah dikenal oleh orang luar pada masa sebelum Masehi. Saat ini, Maritim Indonesia Indonesia masih sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah, padahal Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki pulau kurang lebih dari buah pulaunya sangat berpotensi sekali dalam kemaritiman antar pulau. Indonesiasecara resmi memegang keketuaan IORA periode 2015 - 2017 dengan Afrika Selatan sebagai Wakil Ketua pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke - 15 di Padang. Indonesia merupakan satu-satunya ketua IORA yang menetapkan tema selama masa keketuaan, yaitu "Strengthening Maritime Cooperation in a Peaceful and Stable Indian Ocean".
12 Pengelolaan Kemaritiman Menuju Indonesia Pengelolaan Kemaritiman Menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia A. Kadar Peneliti di Lembaga Concern
SejarahMaritim Indonesia: Kajian Singkat Subjek sejarah maritim secara menyeluruh meliputi memancing, perburuan paus, hukum maritim internasional, sejarah angkatan laut, sejarah perkapalan, desain kapal, pembuatan kapal, sejarah navigasi, sejarah berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan maritim (oseanografi, kartografi, hidrografi, dan lain-lain), eksplorasi laut, perdagangan dan ekonomi m mMWssqJ. 195 114 121 139 65 482 38 424 289

kemaritiman indonesia mulai dikelola secara internasional sejak zaman